Pasalnya, kata Hamianin, tuntutan Rusia cenderung sepihak, yaitu meminta Ukraina melepaskan sejumlah wilayahnya.
Ukraina menegaskan tidak akan memberikan wilayahnya demi kedamaian. Upaya mediasi perdamaian masih diharapkan Ukraina, tetapi Hamianin ragu hal itu bisa terjadi di G20.
"Saya tidak berpikir itu akan terjadi. Saya tidak berpikir hal itu memungkinkan, bukan karena Ukraina, tetapi karena Rusia memang tidak mampu menegosiasikan perdamaian," ujar Hamianin saat memperingati Hari Kemerdekaan Ukraina di Jakarta, Rabu, 24 Agustus 2022.
Ia mengingatkan, sudah banyak upaya perdamaian yang dilakukan. Bermula dari dialog di perbatasan Ukraina-Belarusia, pertemuan di Turki, kunjungan Presiden Joko Widodo ke Moskow dan Ukraina, upaya dari PBB, serta sejumlah pemimpin dunia lainnya yang telah menghubungi Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Kami tidak ingin memperdagangkan negara kami," ujarnya.
"Jika kami bernegosiasi dengan Rusia, poin pertama kami adalah semua wilayah harus dibebaskan, dan tak boleh ada prajurit Rusia yang menetap," sambung Hamianin.
Sementara itu mengenai KTT G20 di Bali pada November mendatang, ia masih belum dapat mengonfirmasi kehadiran Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Menurutnya, keputusan resmi kemungkinan baru akan dibuat pada September mendatang.
Baca: Dubes Ukraina: Jika Zelensky Hadir di G20, Tujuannya Bukan Negosiasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
