"Di masa pandemi, ASEAN harus terus berinovasi, mengembangkan mekanisme baru dan lebih baik untuk memperkuat ketahanan kawasan kita," kata Retno, Minggu, 8 Agustus 2021.
Ia menegaskan, lonjakan kasus covid-19 terbaru di kawasan ini mengingatkan ASEAN untuk tetap menjaga semangat solidaritas dan kerja sama yang sudah diperlihatkan sejak awal pandemi.
"Memang, pandemi bukanlah satu-satunya tantangan kita, perdamaian regional dan stabilitas juga menuntut perhatian kita," katanya, merujuk situasi di Myanmar dan Laut China Selatan.
Retno mengungkapkan persaingan kekuatan besar - Amerika Serikat dan Tiongkok - tidak menunjukkan tanda-tanda akan berkurang dalam waktu dekat. Menurut Retno, hal tersebut berpotensi menabur perpecahan di antara negara anggota ASEAN.
"Alih-alih menjadi pion dalam 'perang' ini, ASEAN harus berada di kursi pengemudi dalam membentuk dinamika regional. Kita harus mengedepankan prinsip dan nilai-nilai yang diabadikan dalam ASEAN Outlook Indo-Pacific untuk memandu negara lain dalam keterlibatan mereka dengan kawasan kita," ucapnya.
Baca juga: Indonesia Soroti Myanmar yang Lamban Jalankan 5 Konsensus ASEAN
Itu berarti, kata Retno, merangkul dialog atas konflik kepercayaan strategis dan kolaborasi atas persaingan. Ia menambahkan, di saat yang sama, sentralitas ASEAN dalam menangani masalah bersama harus diutamakan dan ditunjukkan.
Retno menuturkan, masalah di Myanmar juga menjadi salah satu kekhawatiran ASEAN saat ini. Ia menegaskan, dialog inklusif merupakan cara membawa demokrasi kembali ke jalurnya.
"Kehendak masyarakat juga harus dihormati," tegasnya.
"Karena itu, kami sangat membutuhkan kemajuan nyata dalam menerapkan lima poin konsensus ASEAN," ucap Retno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
