Kapal kayu itu membawa sekitar 70 orang dalam perjalanan dari sebuah pelabuhan di Binangonan ke Pulau Talim di Danau Laguna, dekat Manila, pada Kamis ketika kecelakaan itu terjadi.
"Angin kencang memicu kepanikan di antara penumpang yang pindah ke satu sisi kapal dan menyebabkannya terbalik," kata penjaga pantai, dilansir dari Malay Mail, Jumat, 28 Juli 2023.
Kapal ini kelebihan muatan, padahal kapasitas maksimum perahu adalah 42 orang. Orang-orang yang berdiri di pantai menyaksikan dengan ngeri saat penyelamat di perahu mencari korban di air keruh.
Rekaman video dari operasi penyelamatan dibagikan oleh penjaga pantai dan menunjukkan seorang pria berdiri di lambung kapal yang mulai miring.
Ia berteriak "Ada begitu banyak orang di sini", ketika perahu kecil berputar-putar mencoba membantu.
Tercatat sebanyak 40 orang selamat. Namun, tiga masih hilang berdasarkan angka resmi yang dirilis Kamis.
Penjaga pantai dan polisi sedang menyelidiki penyebab kecelakaan itu, yang terjadi beberapa jam setelah Topan Doksuri menyapu Filipina utara.
Juru bicara penjaga pantai Laksamana Muda Armando Balilo mengatakan, kapal tersebut memiliki izin untuk berlayar.
Kapal-kapal telah diperintahkan untuk berlabuh di Luzon dan pulau-pulau tengah awal pekan ini karena peringatan angin kencang saat topan mengintensifkan musim barat daya.
Menjelang malam pada Kamis kemarin, tim penyelamat telah memperbaiki perahu dan menyeretnya ke dekat pantai, tempat lambung kuningnya berada di perairan dangkal.
Orang-orang mulai memuat peti mati korban ke perahu pada malam hari untuk mengangkut mereka ke upacara pemakaman.
Filipina merupakan negara kepulauan dengan lebih dari 7.000 pulau, memiliki catatan keamanan laut yang buruk. Banyak orang tewas dalam kecelakaan di laut setiap tahun, biasanya di atas kapal kayu yang digunakan untuk memancing atau memindahkan orang dari satu pulau kecil ke pulau lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
