“Kemitraan kami terus berkembang dan berkembang. Secara ekonomi, kita adalah mitra dagang terbesar satu sama lain dengan total perdagangan USD975 miliar,” ujar Menlu Retno Marsudi dalam ASEAN Post Ministerial Conference, di Jakarta, Kamis 13 Juli 2023.
“Tiongkok adalah sumber FDI terbesar ke-4 untuk ASEAN, senilai USD 13,8 miliar pada tahun 2021. Kini, kemitraan kita menjadi semakin penting di tengah tantangan yang terus berkembang,” imbuhnya.
Tahun 2023, ASEAN-Tiongkok telah menandai beberapa tonggak penting saat kedua belah pihak menyelesaikan Pedoman untuk Mempercepat Kesimpulan Awal dari Code of Conduct (COC) Laut China Selatan yang efektif dan substantif. Ini termasuk menyelesaikan pembacaan ke-2 Teks Negosiasi COC Draf Tunggal, dan memperingati 20 tahun aksesi Tiongkok ke Treaty Amity and Cooperation (TAC) atau Traktat Persahabatan dan Kerja Sama.
“Pencapaian tersebut harus terus membangun momentum positif. Untuk mendukung kemitraan yang memajukan paradigma inklusivitas dan keterbukaan, menghormati hukum internasional, dan mempromosikan kebiasaan dialog dan kolaborasi,” imbuh Menlu Retno.
“Tetapi agar hubungan kita tumbuh lebih kuat, kita harus bekerja lebih keras. Kami ingin Tiongkok menjadi mitra ASEAN yang setia dalam menjaga arsitektur regional yang terbuka dan inklusif,” tuturnya.
“Hanya melalui ini kita dapat mencapai kerja sama yang saling menguntungkan demi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bersama di Indo-Pasifik,” lanjut Menlu.
Menlu menambahkan, ASEAN mengandalkan dukungan Tiongkok yang berkelanjutan untuk implementasi konkret ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP), termasuk Forum Infrastruktur Indo-Pasifik ASEAN (AIPIF) yang akan datang pada September.
ASEAN-Tiongkok harus perkuat kerja sama dan semakin perkuat kemitraan untuk menjalin kemitraan yang saling menguntungkan yang membawa manfaat bagi kawasan dan sekitarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
