Pada Sabtu pekan kemarin, polisi menemukan 41 jasad di Biara Pa Nakhon Chai Bovorn, lengkap dengan sertifikat kematian dan donasi tubuh, ungkap seorang pejabat anonim dari kepolisian setempat.
"Kami sedang menghubungi keluarga dari orang-orang yang meninggal untuk memastikan bahwa tubuh mereka benar-benar didonasikan secara sukarela," kata pejabat tersebut, dilansir dari Channel News Asia, Senin 25 November 2024.
Ia menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada tuntutan hukum yang diajukan.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan tidak ada jasad yang diperoleh secara ilegal. "Kami berupaya memastikan bahwa jasad-jasad ini tidak dicuri," lanjutnya.
Penemuan ini terjadi beberapa hari setelah polisi menemukan 12 jasad lain di sebuah biara di Provinsi Kamphaeng Phet yang bertetangga, seperti dilaporkan media lokal Thailand.
Etika Penggunaan Jasad Manusia
Kepala biara di Phichit, Phra Ajarn Saifon Phandito, membela metode yang ia kembangkan. Dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Thai PBS, ia menjelaskan bahwa penggunaan jasad merupakan bagian dari "teknik meditasi" yang telah diajarkan kepada banyak biksu dan abbot lainnya."Banyak biksu yang datang untuk belajar, dan mereka kemudian menyebarkan teknik ini," ujar Saifon.
Namun, ia mengaku tidak mengetahui berapa banyak orang yang telah mengadopsi metode tersebut.
Dalam wawancara lain, Saifon menyebut bahwa para praktisi meditasi menggunakan paviliun tempat peti mati yang berisi jasad diletakkan sebagai bagian dari latihan spiritual mereka.
Pihak kepolisian Phichit kini bekerja sama dengan otoritas di provinsi lain untuk menyelidiki seberapa luas praktik ini dilakukan. Penemuan ini memicu perdebatan di kalangan masyarakat tentang etika penggunaan jasad manusia dalam ritual keagamaan. (Muhammad Reyhansyah)
Baca juga: Kematian Misterius 6 WNA di Hotel Thailand, Ada Indikasi Keracunan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
