Dikutip dari laman Xinhua, pemungutan suara di Thailand dimulai pada pukul 08:00 waktu setempat, dan akan berlanjut hingga pukul 17:00. Lebih dari 52 juta warga Thailand berhak memilih dalam pemilu kali ini.
Di bawah sistem dua pemungutan dengan satu suara untuk 400 anggota parlemen dan satu untuk partai pilihan, pemilih akan memilih total 500 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Thailand.
Sebelumnya, militer Thailand menjanjikan tidak akan adanya kudeta dalam pemilu. Panglima Militer Thailand Jenderal Narongpan Jitkaewthae telah menjanjikan hal yang menenangkan Negeri Gajah Putih tersebut.
"Seharusnya tidak ada (kudeta) lagi. Bagi saya, kata ini harus dihapus dari kamus," ujarnya.
Ia berjanji untuk tidak kudeta jika pemerintah yang didukung militer kalah. Narongpan membuat janji tersebut meskipun tentara merebut kekuasaan belasan kali di Thailand dalam satu abad terakhir, terakhir pada 2014.
Sementara itu, isu ganja telah memicu perdebatan politik sengit menjelang pemilu akhir pekan ini, dengan partai-partai yang ingin membedakan diri mereka satu sama lain untuk meraih hati pemilih dengan pendapat kuat tentang ganja.
Sebagian besar kandidat terkemuka dalam pemilu Thailand kali ini menyatakan sikap jelas bahwa diperlukan lebih banyak peraturan untuk mengendalikan industri ganja, bagaimana tampilannya dan bagaimana hal itu akan dilakukan.
Baca juga: Ganja Jadi Isu Politik Tajam Jelang Pemilu Thailand
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
