Dalam acara tersebut, Duta Besar Williams dan Direktur Jenderal Abdul Kadir meluncurkan logo peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Australia-Indonesia dan meresmikan kolaborasi mural antara seniman Australia dan Indonesia.
"Tahun ini menandai perayaan 75 tahun hubungan diplomatik antara Australia dan Indonesia," kata Duta Besar Williams.
"Saya sangat senang dapat meluncurkan kegiatan pertama dari sekian banyak kegiatan yang akan menunjukkan kemitraan erat antara kedua negara kita,” imbuh Dubes Williams.
"Perayaan ini bukan hanya tonggak sejarah dalam hubungan diplomatik kita – ini juga saat bagi semua warga Australia dan Indonesia berkumpul untuk merefleksikan hubungan kita bersama dan merayakan kemitraan kita," kata Dubes Williams.
Dubes Williams dengan Dirjen Abdul Kadir. Foto: Kedubes Australia
Logo perayaan 75 tahun ini dipilih melalui kompetisi secara umum yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Australia bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia. Pemenang kompetisi, Alif Pandu Sofyana, menjelaskan bahwa desainnya menampilkan simbol nasional kedua negara, burung Garuda dan Kangguru, yang menandakan hubungan erat antara kedua negara.
Adapaun mural yang berjudul Together ini merupakan kolaborasi antara seniman George Rose (Australia) dan Tutu (Indonesia) untuk merayakan Hari Jadi Indonesia ke-75 melalui seni kontemporer. Mural ini menggunakan teknologi augmented reality yang memungkinkan publik untuk berinteraksi langsung dengan karya seni tersebut. Mural ini dapat dinikmati sepanjang tahun 2024 di Taman Ismail Marzuki .
Serangkaian kegiatan lainnya juga akan diselenggarakan sebagai bagian dari perayaan ini, termasuk kolaborasi desain, musik, sejarah, dan masih banyak lagi.
Makna
75 Tahun Hubungan Diplomatik Australia-Indonesia diperingati dengan apik oleh seniman Indonesia, Tutu, dan seniman Australia, George Rose. Mereka berkolaborasi untuk menciptakan mural yang istimewa ini. Karya Tutu menggunakan bentuk lengkungan yang menyerupai portal yang mengarah ke karya George.Susunan ini mencerminkan peran Kedutaan Besar Australia, yang berfungsi sebagai jendela ke Australia dari Jakarta. Di dalam lengkungan tersebut, George telah menggambarkan simbol-simbol botani nasional dari masing-masing negara. Bunga nasional resmi Indonesia, Melati Putih, bersama Anggrek Bulan, yang melambangkan pesona, dan Rafflesia Arnoldi yang langka, secara kolektif melambangkan keragaman.
Kedua seniman yang menyuguhkan mural 75 tahun hubungan Indonesia-Australia. Foto: Kedubes Australia
Wattle Emas adalah lambang bunga resmi Australia dan simbol persatuan. Bunga-bunga ini disajikan saling terkait yang mencerminkan hubungan erat Australia dan Indonesia. Di luar lengkungan, Tutu menggunakan bentuk-bentuk abstrak untuk menciptakan pola dinamis yang melambangkan situasi dan kondisi.
Terdapat dua figur yang juga melambangkan kolaborasi antara Indonesia dan Australia. Satu figur memegang tali yang melambangkan ikatan hubungan, sementara figur lainnya memegang buku, simbol pengetahuan dan pertukaran budaya.
Kedua seniman bermaksud agar mural ini dapat menginspirasi, memberikan energi positif, dan mendorong hubungan yang berkelanjutan untuk generasi mendatang antara kedua negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
