SERUNI dibentuk untuk mengatasi hambatan terhadap perempuan dalam memulai usaha. Foto: Kedubes Inggris
SERUNI dibentuk untuk mengatasi hambatan terhadap perempuan dalam memulai usaha. Foto: Kedubes Inggris

Inggris dan Mercy Corps Bantu Perempuan Indonesia Gapai Pemberdayaan Ekonomi

Fajar Nugraha • 13 Juli 2021 18:05
Jakarta: Bank Dunia menemukan bahwa rata-rata pendapatan di negara berkembang dari seluruh dunia, 20 persen wanita dan 34 persen dari laki-laki di atas usia 15 merupakan ‘pekerja upah’. Ini berarti mereka memiliki pekerjaan di sektor publik atau swasta sebagai karyawan baik formal maupun informal.
 
Angka tersebut berarti lebih banyak perempuan daripada laki-laki yang siap sebagai pengusaha dan wiraswasta.  Namun, sarana penting ini kini tidak terlalu terbuka bagi pemberdayaan perempuan. Para wanita di seluruh dunia pada mulanya lebih sulit untuk mendapatkan modal, mengoperasikan, dan memperluas usaha mereka.
 
Hal tersebut merupakan kesempatan yang terlewatkan bagi para perempuan, dan juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Pemberdayaan wanita seringkali diperlihatkan sebagai salah satu cara paling efektif untuk berjuang melawan kemiskinan dan memperbaiki pendidikan anak-anak.

Program Memperkuat Perempuan Pengusaha Mikro bagi Keamanan Digital dan Inklusi Keuangan (Strengthening Women Micro-entrepreneurs for Digital Security and Financial Inclusion (SERUNI)) dibentuk untuk mengatasi hambatan terhadap perempuan dalam memulai usaha yang berhasil, dan pengembangannya sambil tetap berjalan.
 
Program SERUNI merupakan bagian dari penerapan Strategi Nasional Keuangan Inklusi (SNKI), dan akan dijalankan oleh Mercy Corps Indonesia, dengan dukungan dari Inggris– melalui Program Akses Digital dan Tech Hub di Kedutaan Inggris Jakarta. Wanita pengusaha mikro (termasuk kelompok disabilitas) di Indonesia akan memperoleh manfaat dari pemberdayaan ekonomi, literasi keuangan, dan pelatihan serta jasa digital melalui Program – agar mereka dapat memperoleh kesuksesan dalam berusaha.
 
SERUNI akan berjalan sampai Desember 2021 dan akan menjangkau 500 wanita pengusaha mikro di kabupaten Lampung Tengah, Sukabumi, Garut, Cirebon, dan Lombok Tengah. Sebuah acara pembuka diadakan hari ini oleh Sekretariat Dewan Nasional Inklusi Keuangan (DNKI) untuk meluncurkan program – melalui diskusi panel terkait Peran Inklusi Keuangan dalam Mempromosikan Pemberdayaan Kesejahteraan Perempuan Pengusaha Mikro dan Pentingnya Keamanaan Digital bagi MSME.
 
“Program SERUNI bertujuan untuk memberantas kemiskinan dan ketidaksetaraan melalui inklusi keuangan. Wanita pengusaha mikro berhak untuk mengembangkan usahanya dan, untuk itu, memerlukan akses penuh terhadap jasa keuangan,” ujar Plt Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Rob Fenn, dalam keterangan tertulis Kedubes Inggris yang diterima Medcom.id, Selasa 13 Juli 2021.
 
Untuk menutup celah ini, kami membantu usaha yang dikelola dengan baik untuk berkembang, dan ekonomi secara keseluruhan bertumbuh lebih cepat – menguntungkan semua orang. Perdana Menteri saya (Boris Johnson) selalu berkata bahwa pendidikan dan pelatihan bagi wanita dan perempuan merupakan pengganda terbesar bagi pengembangan nasional,” jelasnya.
 
Mercy Corps Indonesia telah melakukan survei yang terdiri dari 1.065 wanita pengusaha mikro di lima lokasi program dan menemukan bahwa 39 persen dari wanita pengusaha mikro belum memiliki rekening pribadi di institusi keuangan formal, dan juga diantara 61 persen wanita pengusaha mikro yang telah memiliki rekening bank, 14 persen menggunakan tabungannya hanya untuk mengakses bantuan sosial dari pemerintahnya.
 
Survei menunjukkan bahwa 85 persen dari wanita pengusaha mikro menyebutkan modal usaha sebagai hambatan terbesar yang mereka hadapi, dan hanya 11 persen yang pernah dapat mengakses keuangan dari institusi keuangan formal.
 
Selain itu, 99,5 persen wanita pengusaha mikro menyatakan bahwa mereka tidak pernah mengikuti pelatihan yang berkaitan dengan keamanan dunia maya. Keamanan Dunia Maya sekarang merupakan bagian penting dalam melindungi kesuksesan usaha – maka pelatihan dalam bidang ini merupakan hal yang serius.
 
“Di satu sisi, kegunaan dari teknologi digital mengizinkan wanita pengusaha mikro untuk memperluas akses pasarnya dengan menjangkau pelanggan baru, yang kemudian akan meningkatkan pendapatan yang potensial. Namun demikian, tidak diragukan lagi bahwa kegunaan teknologi digital juga memiliki risiko, seperti penipuan dalam jaringan, peretasan akun, penipuan identitas, dan bocornya data pengguna,” tutur Direktur Eksekutif Mercy Corps Indonesia, Ade Soekadis.
 
“Kejahatan dunia maya dapat mengakibatkan kehilangan baik material maupun non-material bagi wanita pengusaha mikro. Oleh karena itu, perbaikan dalam literasi digital dan pemahaman mengenai keamanan dunia maya saat ini telah menjadi sebuah kebutuhan mendesak untuk melindungi wanita pengusaha mikro menjadi korban dunia maya,” imbuhnya.
 
Sementara Deputi Koordinasi Makroekonomi dan Keuangan, Koordinator Kementerian Bidang Perekonomian sebagai Ketua Sekretariat Dewan Nasional Inklusi Keuangan, Dr. Iskandar Simorangkir menambahkan:  “Pemerintah melalui Perpres No 114 tahun 2020 telah menyiapkan Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) yang bertujuan sebagai upaya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan mengurangi kemiskinan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui sistem keuangan yang inklusif.
 
Menurutnya Presiden Joko Widodo selaku Ketua Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) menekankan untuk memprioritaskan perluasan dan kemudahan akses melalui layanan keuangan digital bagi seluruh lapisan masyarakat khususnya bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, usaha mikro kecil (UMK), dan kelompok lintas masyarakat misalnya: perempuan dan penyandang disabilitas.
 
Pada 2020, indeks inklusi keuangan di Indonesia telah mencapai 81,4 persen atau lebih tinggi dari 2019 yang hanya mencapai 76,19 persen. Berdasarkan gender, kepemilikan akun, kepemilikan telepon seluler dan penggunaan uang elektronik berbasis seluler di kalangan laki-laki dan perempuan mengalami peningkatan, kesenjangan antara laki-laki dan perempuan semakin berkurang. Hal ini tentunya tidak terlepas dari beberapa program pemberdayaan yang terus dilakukan untuk mendukung akses perempuan terhadap layanan keuangan.
 
Iskandar menambahkan “Program sinergi antara Sekretariat DNKI, Kedutaan Besar Inggris Jakarta, dan Mercy Corps Indonesia ini dapat meningkatkan akses keuangan dan peningkatan pendapatan masyarakat, yang akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat”. Hal tersebut sejalan dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh DNKI dalam pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90 persen pada 2024.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan