Lonjakan kasus Covid-19 di Thailand sejak April lalu telah membuat banyak rumah sakit kewalahan menangani gelombang pasien.
Program vaksinasi, terkendala masalah pasokan, berjalan relatif lamban. Sejauh ini baru ada 15 persen warga Thailand yang sudah menerima satu dosis Covid-19, dan 5 persen lainnya sudah divaksinasi secara penuh.
Dilansir dari laman Asahi, angka kasus Covid-19 cenderung meningkat di Bangkok dan beberapa area sekitarnya. Tadi malam, Pemerintah Thailand memberlakukan beberapa aturan tambahan untuk wilayah ibu kota, termasuk larangan berkumpul dan melakukan aktivitas yang dinilai dapat memicu penyebaran virus.
Salah satu aktivitas yang dilarang adalah unjuk rasa menentang kinerja pemerintahan Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha. Pelanggar aturan berunjuk rasa ini diancam vonis dua tahun penjara atau denda hingga 40 ribu baht.
Rabu kemarin, otoritas kesehatan Thailand akan membatasi ekspor vaksin AstraZeneca buatan lokal demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dalam beberapa hari terakhir, produksi vaksin AstraZeneca di Thailand tersendat dan mengancam membuyarkan target pemerintah dalam mengamankan 61 juta dosis hingga Mei tahun depan.
Sejak awal pandemi Covid-19 hingga kini, Thailand mencatat total 391.989 kasus dengan 3.240 kematian.
Sebelumnya, PM Prayuth telah mengumumkan rencana menerima pelancong asing yang sudah divaksinasi mulai pertengahan Oktober mendatang. Nantinya, pelancong yang sudah divaksinasi itu tidak perlu melakukan karantina saat tiba di Thailand.
Baca: Thailand Buka 3 Pulau Lagi Demi Tarik Turis di Masa Pandemi Covid-19
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
