Misil tersebut terbang sejauh 2.700 kilometer dengan ketinggian maksimum sekitar 550 kilometer, dan melewati wilayah udara Jepang sebelum jatuh di Samudra Pasifik Utara.
"DK PBB menekankan bahwa tindakan Korut ini tidak hanya menjadi ancaman kawasan tetapi juga menjadi ancaman semua negara anggota PBB," sebut pernyataan resmi dari DK PBB setelah digelarnya pertemuan tertutup di Markas PBB, New York, Amerika Serikat.
Dikutip dari AFP, Rabu 30 Agustus 2017, DK PBB juga menuntut agar Korut mematuhi resolusi yang ada. Sampai sekarang, sudah enam sanksi yang dijatuhkan ke Korut oleh DK PBB.
"Dengan suara bulat, DK PBB meminta agar Korut segera menghentikan program misil balistiknya," lanjut pernyataan tersebut.
Tiongkok dan Rusia, yang selama ini dikenal sebagai sekutu Korut, juga ikut menandatangani pernyataan yang mengecam tindakan rezim terisolasi tersebut.
Sumber diplomatik PBB yang tak mau disebutkan namanya menegaskan, reaksi cepat yang diambil DK PBB menggarisbawahi tekad para anggota untuk tetap bersatu mengecam Korut.
Sementara itu, pemimpin Korut Kim Jong-un lewat pernyataannya yang dirilis kantor berita KCNA, mengatakan bahwa peluncuran misil balistik Korut ke arah Jepang ini adalah langkah awal dari serangan Korut ke pangkalan militer AS di Guam, Pasifik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
