Gelombang panas diperkirakan berimbas pada sekitar 200 juta orang di kota-kota besar seperti New York, Washington dan Boston di Pesisir Timur. dan juga beberapa daerah di Midwest.
Di beberapa tempat, temperatur dapat mendekati atau melampaui 38 derajat Celcius. Sebagian wilayah Kanada juga terkena dampak gelombang panas. Sejumlah pakar mengaitkan gelombang panas yang lebih sering terjadi dengan perubahan iklim.
Bumi mengalami bulan Juni terpanas tahun ini, dengan rata-rata temperatur global mencapai 16,4 derajat Celcius. Sebelumnya pada bulan ini, negara bagian Alaska mencatat temperatur tertinggi.
Gelombang panas di AS melanda sepanjang area Central Plains seperti Colorado dan Kansas hingga ke Great Lakes. Temperatur juga meningkat di sebagian besar area di Pesisir Timur.
"Kondisi panas dan lembab ini akan terus terjadi sepanjang akhir pekan ini. Tetap dinginkan tubuh Anda," ungkap Pusat Cuaca Nasional AS (NWS), dilansir dari laman BBC, Sabtu 20 Juli 2019.
Wali Kota New York Bill de Blasio telah mendeklarasikan "status darurat lokal terkait suhu ekstrem." "Akan ada gelombang panas dalam beberapa hari ke depan. Ini masalah serius," ungkap de Blasio di sebuah video yang diunggah ke Twitter, beberapa hari lalu.
"Jumat akan terasa panas. Sabtu juga lebih parah lagi hingga Minggu," lanjut dia.
De Blasio meminta semua warga New York menganggap serius peringatan gelombang panas ini. Ia mengaku telah mendirikan 500 "pusat pendinginan" di seantero New York.
Sementara itu di Kanada, peringatan gelombang panas diterapkan untuk provinsi Quebec, Ontario dan Nova Scotia. Temperatur siang hari di Toronto dapat terasa hingga 40 derajat Celcius pada Jumat dan Sabtu.
Meteorolog Kanada mengatakan suhu di Montreal dapat terasa seperti 45 derajat Celcius hingga dua hari ke depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
