Khusus untuk bidang ekonomi, Menlu Retno mengaku telah bertemu dengan Menlu Yunani Nikos Dendias dan Menlu Republik Dominika Miguel Octavio Vargas Maldonado.
"Dengan Yunani, tadi sudah menandatangani MoU mengenai konsultasi bilateral dan kerja sama ekonomi. Ini momen yang bagus untuk memperkuat hubungan bilateral," kata Menlu Retno kepada awak media.
Tren perdagangan antara Indonesia dan Yunani disebut Menlu Retno berlangsung cukup baik, dengan kenaikan 15 persen tahun lalu. Hubungan perdagangan dengan Yunani merupakan hal penting karena negara tersebut adalah salah satu anggota Uni Eropa.
"Kita juga sedang bernegosiasi dengan Uni Eropa untuk Kemitraan Komprehensif Ekonomi," sebut Menlu Retno.
Pendekatan serupa juga dilakukan Menlu Retno saat berdialog dengan Menlu Republik Dominika, negara yang sama-sama duduk bersama RI sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Dominika mengapresiasi peran Indonesia dalam memperpanjang Misi Asistensi PBB di Afghanistan atau UNAMA.
Bersama Jerman, Indonesia merumuskan dan menghasilkan resolusi untuk memperpanjang misi UNAMA di Afghanistan. Resolusi itu kemudian diadopsi DK PBB.
Menlu Retno berjabat tangan dengan Menlu Miguel Vargas. (Foto: Kemenlu RI)
"Tadi juga kita menandatangani MoU mengenai konsultasi politik. Rencananya pekan ini akan perwakilan sektor swasta Indonesia ke Dominika dalam konteksi diplomasi ekonomi," tutur Menlu Retno.
Perwakilan Dominika juga berencana berkunjung ke Indonesia pada 17 Oktober mendatang. Kunjungan dilakukan dalam rangka menghadiri pertemuan Indonesia Latin America and Carribean Business Forum.
"Jadi ada intensitas antar kedua negara untuk saling mengunjungi. Fokus kita saat ini memang memperkuat diplomasi ekonomi," ucap Menlu Retno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
