Pemimpin Korut Kim Jong-un baru saja mengatakan bahwa serangan misil balistik ke utara Jepang merupakan langkah awal dari serangan ke pangkalan militer AS di Guam, Pasifik.
"Tindakan yang mengancam hanya akan meningkatkan isolasi terhadap mereka (Korut). Semua opsi ada di meja," kata Trump, dalam sebuah pernyataan, kemarin.
Dikutip Guardian, Rabu 30 Agustus 2017, Trump juga bersumpah tidak akan membiarkan Negara Komunis tersebut mengembangkan program misil balistiknya lebih luas lagi.
"Saya tidak akan membiarkan misil mereka menghantam pangkalan kita. Dunia telah menerima pesan terbaru dari Korut yang sangat keras dan jelas," lanjut dia.
Di samping itu, Trump berencana menempatkan Victor Cha, salah seorang mantan pejabat Gedung Putih, untuk menjadi duta besar AS di Korea Selatan.
Cha pernah menjadi wakil kepala delegasi AS dalam pembicaraan multilateral dengan Korut selama pemerintahan Presiden George W. Bush.
Menurut keterangan militer Korea Selatan (Korsel), rudal tersebut mampu terbang sejauh 2.700 kilometer (Km). Rudal tersebut ditembakkan ke arah timur dari satu lokasi di dekat Sunan di Pyongyang.
Rudal itu terbang sejauh 2.700 kilometer dengan ketinggian maksimum sekitar 550 kilometer, dan melewati wilayah udara Jepang sebelum jatuh di Samudra Pasifik Utara.
Peluncuran ini pun membuat pemerintahan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, geram. Pasalnya, pihak Jepang menyatakan bahwa rudal itu melintasi wilayah paling utara di Negeri Sakura, tepatnya di Hokkaido.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
