Juru bicara Kementerian Luar Negeri Elizabeth Trudeau mengatakan masalah ini sudah pernah didiskusikan Menlu John Kerry dengan Presiden Vladimir Putin pada Maret lalu.
"Dalam dua tahun terakhir, pelecehan dan pengintaian terhadap personel diplomat kami di Moskow yang dilakukan oleh personel keamanan serta polisi lalu lintas telah meningkat secara signifikan," kata Trudeau dalam sebuah konferensi pers, seperti dikutip AFP, Senin (27/6/2016).
Trudeau mengomentari sebuah laporan di surat kabar The Washington Post mengenai serangkaian aksi personel keamanan dan agen intelijen Rusia. Serangkaian aksi itu termasuk mengikuti diplomat dan keluarganya, muncul di beberapa acara sosial tanpa diundang dan lainnya.
Sejumlah diplomat mengaku ada penyusup yang membobol rumah mereka pada malam hari untuk memindahkan posisi furnitur, menyalakan lampu atau bahkan buang air besar di karpet ruang tamu. Terdapat pula laporan adanya seorang agen intelijen Rusia yang masuk ke rumah atase pertahanan AS di Moskow dan membunuh anjing yang ada di sana.
"Kami melihat adanya peningkatan jumlah kasus, dan kami sangat serius menanggapi ini," tutur Trudeau.
Menlu AS John Kerry (kanan) bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: AFP)
Moskow menuduh AS lah yang mengintimidasi diplomat mereka sendiri. "Belakangan kami mendapat tekanan terhadap kedutaan besar Rusia dan konsulat jenderal kami di AS," ujar jubir Kemenlu Rusia Maria Zakharova.
"Diplomat Rusia kerap menjadi objek provokasi oleh agen AS, dan juga menghadapi berbagai rintangan dalam beraktivitas," sambung dia.
AS membantah tuduhan Rusia. "Klaim Rusia mengenai intimidasi tidak berdasar," tegas Trudeau.
Kemenlu AS mengatakan intimidasi AS telah meningkat signifikan sejak invasi Moskow ke Ukraina pada 2014, yang berujung pada jatuhnya sejumlah sanksi.
Kerry berbicara kepada Putin dalam kunjungan ke Moskow, usai Washington mencopot lima konsul kehormatan Rusia atas respons adanya intimidasi terhadap diplomat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
