Diketahui, hal tersebut terjadi akibat obat tetes mata yang terkontaminasi bakteri. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah mengidentifikasi 68 pasien di 16 negara bagian dengan strain langka bakteri Pseudomonas aeruginosa. Strain tersebut belum pernah ditemukan di AS sebelum wabah terbaru ini.
Dilansir dari BBC, CDC melaporkan bahwa ada satu pasien meninggal dunia dan delapan lainnya mengalami kebutaan. Sebagian besar pasien yang menjadi korban obat tetes mata tercemar bakteri tersebut, dilaporkan menggunakan obat tetes mata dan air mata buatan.
CDC juga mengungkapkan di awal penyelidikan ditemukan 10 merek berbeda yang diidentifikasi terkait dengan wabah tersebut. Dua merek obat tetes mata yang dibuat di India dan diimpor ke AS kemudian ditarik dari rak pada Januari dan Februari.
Pada Januari 2023, CDC sudah memperingatkan masyarakat untuk berhenti menggunakan Air Mata Buatan EzriCare dan Air Mata Buatan Delsam Pharma, bulan berikutnya, perusahaan pemilik merek - Global Pharma - mengeluarkan penarikan sukarela mengikuti rekomendasi resmi dari Food and Drug Administration (FDA).
Dari hasil pengujian tersebut, botol terbuka yang diambil dari pasien ditemukan mengandung bakteri. Sementara botol yang belum dibuka saat ini masih diuji untuk menentukan apakah terjadi kontaminasi selama proses pembuatan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
