Meski data satelit Agensi Luar Angkasa Brasil mengindikasikan titik api di Amazon meningkat 84 persen di tujuh bulan pertama tahun ini, Bolsonaro berkukuh kebakaran biasa terjadi di musim kering, dan skalanya tidak sebesar itu.
"Amazon tidak hancur atau dilalap api. Media berbohong," kata Bolsonaro dalam Sidang Majelis Umum ke-74 Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, Amerika Serikat, Selasa 24 September.
"Merupakan sebuah kekeliruan untuk mengatakan bahwa Amazon adalah warisan umat manusia. Miskonsepsi tersebut dikonfirmasi oleh sejumlah ilmuwan, yang mengatakan hutan Amazon kami adalah paru-paru dunia," sambungnya, dilansir dari AFP, Rabu 25 September 2019.
Bolsonaro juga menuding ketertarikan global terhadap Amazon hanya seputar kekayaan mineral dan biodiversitasnya. Ia menilai banyak negara yang tidak peduli terhadap nasib sejumlah suku pribumi di Amazon.
Dalam pidatonya, Bolsonaro mengaku hanya membantah berita soal skala kerusakan Amazon, bukan mengenai kebakarannya. Ia mengakui kebakaran memang terjadi di Amazon, yang beberapa diantaranya sengaja dinyalakan pihak tertentu.
Bertekad membuktikan ucapannya, ia mengajak orang-orang dari seluruh dunia untuk melihat langsung kondisi Amazon dan Brasil secara langsung.
"(Brasil) merupakan negara yang sangat berbeda dari yang digambarkan di banyak surat kabar serta televisi," ungkap Bolsonaro.
Sementara mengenai bantuan sejumlah negara untuk mengatasi kebakaran di Amazon, Bolsonaro mengaku akan menerimanya. Namun ia menegaskan bahwa uang donasi apapun yang disalurkan bagi Amazon akan sepenuhnya diatur Pemerintah Brasil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
