Ratusan pengungsi itu saat ini berada di wilayah Barima-Waini Guyana, yang terletak di perbatasan Venezuela.
Menteri Imigrasi dan Kewarganegaraan Guyana, Winston Felix, mengatakan bahwa sebagian dari daerah itu akan dijadikan permukiman bagi pengungsi. Diharapkan mereka semua nantinya bisa menjadi petani mandiri.
"Ini dimaksudkan agar kami membangun wisma agar keluarga dapat berkumpul. Kami berharap mereka dapat terjun ke dalam sektor pertanian tanaman komersil," kata Felix.
"Kita dapat mendorong hal itu agar mereka dapat mencari makan sendiri. Jika ada surplus tanaman, maka mereka dapat menjualnya. Kami menyediakan tanaman pangan untuk makanan mereka dan beragam kebutuhan mendesak," imbuh dia, seperti disitir dari UPI, Rabu 1 Agustus 2018.
Sebuah komite di Guyana bekerja sama dengan Dana Darurat Anak-Anak PBB (Unicef) dan Dewan Hak Asasi Manusia PBB (UNHRC) untuk menangani situasi pengungsi Venezuela ini.
Keputusan Guyana menawarkan penampungan bagi para pengungsi Venezuela terjadi sekitar lima bulan lalu. Keputusan diambil setelah pemerintah mengumumkan akan meningkatkan keamanan perbatasan menyusul laporan meningkatnya sejumlah geng kriminal asal Venezuela.
Krisis ekonomi di Venezuela memicu lebih dari satu juta orang mengungsi dari negara tersebut sejak setahun terakhir.
Bulan lalu, Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana meningkatkan bantuan kemanusiaan bagi pengungsi Venezuela.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
