Seperti dilansir Reuters, Minggu (10/7/2016), kepastian pengangkatan Zavala diungkapkan Kuczynski dalam wawancaranya dengan televisi lokal, RPP. Pada wawancara itu, Kuczynski terang-terangan memuji Zavala.
Kuczynski menilai bos bir berusia 45 tahun itu sosok yang mumpuni buat menduduki kursi Perdana Menteri. Zavala juga dinilai berpengalaman di pemerintahan. Sebab, Zavala pernah bekerja di Kementerian Keuangan Peru, lembaga yang mengatur penggabungan industri dan sektor swasta.
"Ia memiliki pengetahuan yang luas mengenai apa yang terjadi di Peru dan ia tahu bagaimana administrasi publik berjalan," kata Kuczynski.
Kuczynski yakin tak salah pilih. Dia menganggap Zavala merupakan pilihan paling objektif. "Keberadaan dia sangat positif," tambah dia.
Selepas diangkat menjadi Perdana Menteri, Zavala pun akan meninggalkan anak perusahaan SABMiller Peru, Union de Cervecerias Peruanas Backus Y Johnston. Perusahaan itu akan diambil alih oleh Anheuser-Busch Inbev.
Saat menjabat nanti, Zavala dihadapkan dengan sejumlah tantangan besar. Tantangan pertama Zavala adalah mengupayakan reformasi yang dicanangkan Kuczynski melalui Kongres.
Pasalnya, diprediksi Kongres nanti akan didominasi oleh kalangan oposisi, yang notabene merupakan partai populis sayap kanan pimpinan saingan yang dikalahkan Kuczynski, Keiko Fujimori.
Sejak mengakui kekalahannya atas Kuczynski bulan lalu, Keiko belum pernah berbicara banyak di depan publik. Kuczynski pun mengaku hingga saat ini belum bisa menghubungi Keiko. Kepada RPP, Kuczynski meenyatakan dirinya berharap dapat berbicara dengan Keiko pada hari-hari mendatang.
Kuczynski resmi terpilih menjadi Presiden baru Peru. Pria berusia 77 tahun merupakan mantan bankir investasi. Dia juga pernah menjabat sebagai perdana menteri.
Dia memenangi pemilihan presiden hanya dengan mengumpulkan puluhan ribu suara dukungan. Sejauh ini, Kuczynski baru mengumumkan Alfredo Thorne. Thorne, mantan direktur JPMorgan Chase, sebagai Menteri Keuangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
