Menurut pengamat politik Amerika Serikat, Suzie Sudarman, rencana pemakzulan Trump kali ini serius dilakukan. Dia mengatakan masyarakat AS sudah lelah memiliki Trump sebagai presiden mereka.
"Kali ini serius (pemakzulan), karena orang AS sudah lelah punya presiden yang unpredictable. Setidak-tidaknya, mereka tidak biasa mempunyai presiden yang tindakannya random," kata Suzie kepada Medcom.id, Jumat, 27 September 2019.
Meski demikian, kata Suzie, jika ketua Mahkamah Agung AS mengajak badan tersebut untuk memaafkan presiden maka Trump masih bisa memiliki kesempatan untuk maju ke pemilihan presiden AS 2020.
"Karena yang menjadi hakim di mahkamah pemakzulan itu merupakan Hakim (John) Roberts," imbuhnya.
Menurut dia, presiden Amerika biasanya dimaafkan. Atau, imbuhnya, seperti Bill Clinton yang tidak dihukum.
Namun, selama dia menghadapi proses pengadilan, maka Trump akan sulit untuk berkampanye.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan yakin merilis pembicaraannya dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Isinya melibatkan permintaan mengawasi mantan Wakil Presiden Joe Biden.
Pengaduan dari pembocor rahasia selanjutnya memicu kecamuk di Capitol Hill diharapkan akan menghapus amunisi untuk anggota DPR Demokrat yang ingin memakzulkan dirinya. Tapi ternyata itu memiliki efek sebaliknya.
Ketua DPR Nancy Pelosi mengumumkan mereka akan membuka penyelidikan pemakzulan formal atas Trump. Hingga kini, proses penyelidikan masih terus dilakukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
