Hal ini diperlukan mengingat saat ini masyarakat internasional masih terus dihadapkan pada berbagai tantangan global, termasuk konflik, bencana alam, kemiskinan hingga terorisme.
"Menyelaraskan Program Aksi OKI 2025 dengan target global SDGs akan dapat dilihat sebagai bentuk realisasi dari tujuan OKI yang selalu menekankan Islam sebagai Rahmatan lil Alamiin," ujar Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, seperti keterangan tertulis dari Kementerian Luar Negeri yang diterima Metrotvnews.com, Jumat (23/9/2016).
Program Aksi OKI 2025 memiliki keterkaitan dengan program SDGs atau tujuan pembangunan berkelanjutan, seperti penghapusan kemiskinan, pemajuan kerja sama perdagangan, investasi dan keuangan, pertanian dan keamanan pangan, perubahan iklim dan kesehatan.
Selain itu, Menlu Retno juga menekankan pentingnya seluruh negara anggota OKI lebih aktif dalam menciptakan perdamaian dunia.
"Adanya perdamaian dan keamanan yang berkelanjutan akan menciptakan kondisi kondusif bagi pembangunan," lanjutnya.
Ia juga mengatakan bahwa OKI harus terus mendorong agar Dewan Keamanan PBB dapat semakin tanggap dalam memenuhi mandatnya dalam menjaga perdamaian dan keamanan dunia.
"Tak lupa pula, OKI juga harus mendukung upaya Palestina agar dapat segera menjadi negara yang merdeka dan berdaulat," tegasnya lagi.
Menutup pernyataannya, Menlu Retno berharap agar seluruh negara anggota OKI dapat memberikan dukungan pada saat pengesahan OIC Contact Group on Peace and Conflict Resolution yang diusung Indonesia.
Rencananya, dokumen ini akan disahkan pada pertemuan tahunan para menteri luar negeri negara anggota OKI pada Oktober 2016 di Uzbekistan.
Pada Sidang Majelis Umum PBB ke-71 di New York ini, para menteri luar negeri anggota OKI menyampaikan pandangannya mengenai berbagai tantangan yang dihadapoi OKI sendiri.
SDGs juga menjadi topik utama perbincangan pada menteri luar negeri negara OKI karena SDGs menjadi tema utama untuk Sidang Majelis Umum PBB tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
