Yovie Widianto bersama seniman sketsa Anto Motulz, Chedar, dan Vira Tanka (Foto:Dok.MetroTV)
Yovie Widianto bersama seniman sketsa Anto Motulz, Chedar, dan Vira Tanka (Foto:Dok.MetroTV)

Bercerita Melalu Sketsa

Pelangi Karismakristi • 08 Juni 2016 16:15
medcom.id, Jakarta: Banyak cara mengungkapkan perasaan dan menceritakan sesuatu. Salah satunya, melalui sketsa. Bagi sebagian orang, melukis sketsa merupakan bentuk ekspresi dan hobi.
 
Makna melukis sketsa ternyata tak hanya sekadar hobi dan menuangkan ekspresi. Lebih dari itu, sketsa memiliki makna sendiri bagi pembuatnya, yakni sebagai visualisasi apa yang terekam dalam benak sang pembuat, sarana mengungkapkan perasaan, dan penyampaian pesan. Dalam membuatnya pun tidak asal-asalan, mereka bahkan melakukan pengamatan langsung.
 
Seperti halnya pada salah seorang seniman sketsa (sketcher) Indonesia, Anto Motulz. Baginya, sketsa atau sketching adalah bagian dari proses dan sebuah ajang latihan. Anto Motulz mengaku, kadang tidak selesai dalam membuat sketsa. Biasanya itu terjadi karena perspektifnya salah, atau gambarnya tidak mirip.

"Ketika saya ingin menggambar gedung atau mobil yang benar, ya makin sering saya sketching. Setelah itu, saya langsung drawing dan bisa selesai. Jadi, melihat benda atau apa pun terlatih saja. Makanya, saya lebih banyak menyebutnya proses," ucap Motulz di Galeri Indonesia Kaya, Lantai 8, Grand Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu.
 
Dalam membuat sketsa, Motulz pernah terjun langsung ke obyek yang akan digambarnya. Misalnya, ketika pergi ke Yogyakarta, dia melihat seorang ibu berkebaya yang sedang berjualan sayur. Dia tergelitik menuangkannya dalam kertas sketsa.
 
Bercerita Melalu Sketsa
 
Untuk menggambarnya, tak sekadar hanya asal menggambar saja, namun dia melakukan pendekatan. Dia terus mengamati gerak-gerik si penjual sayur, bahkan mendekati sekaligus sesekali mengajak mengobrol.
 
"Pas saya dekati, dia tanya, saya seniman bukan, karena saya 'nyeleneh'  tiba-tiba ambil buku gambar. Saya jawab, 'Bukan, ini hanya hobi. Nah ketika itu, si ibu baru mau menceritakan tentang dirinya. Saya perlu trik berbohong juga untuk tidak mengatakan profesi saya yang suka gambar," ucap Motulz mengenang.
 
Demikian pula dengn seniman sketsa, Chedar. Menurut Chedar, sketsa merupakan seni yang paling dasar dari jenis seni rupa di dunia. Seorang pelukis mana pun, mengawali pekerjaannya dengan sketsa.
 
"Begitu juga seorang pematung, animator. Setelah membuat sketsa, mereka baru drawing dan proses lainnya," ucap seniman berambut gondrong ini.
 
Menurut Chedar, parameter untuk melihat bagus tidaknya sebuah karya sketsa bisa terlihat dari teknik. Bagaimana si pembuat menggaris dengan spontan, dan bagaimana mengatur komposisi obyek.
 
"Baik buruk sketsa itu relatif sekali, sangat individual. Tapi bisa juga dilihat dari ritmenya dan spontanitas garis pembuatnya," ucap Chedar.
 
Tak kalah menarik yang dilakukan Vira Tanka. Dia menyukai menggambar sketsa langsung pada obyeknya, dibanding harus menggambar sketsa dari foto. Menurut Vira, menggambar langsung memiliki tantangan, yaitu harus melakukan observasi terlebih dahulu, sehingga hasilnya akan lebih baik karena lebih detail.
 
"Kalau dari foto kan kadang ada distorsi dari kamera. Nah, kalau langsung kan, mata kita alat perekam paling baik. Jadi, melihatnya pun lebih benar," tutur Vira.
 
Mau tahu kelanjutan obrolan dengan ketiga seniman sketsa itu? Simak perbincangan Yovie Widianto bersama Anto Motulz, Chedar, dan Vira Tanka dalam IDEnesia bertema Bercerita Melalu Sketsa, di Metro TV pada Kamis (11/2/2016), pukul 22.30 WIB.
 
Jangan lupa, ikuti kuis IDEnesia dan Galeri Indonesia Kaya dengan mengikuti Twitter @IDEnesiaTwit dan @IndonesiaKaya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan