medcom.id, Jakarta: Rachel Maryam disebut meminta fasilitas kepada Kedubes Prancis selama pelesir di Paris. Sahabat Rachel, Aming, tak percaya hal itu.
"Kayaknya enggak deh. Bukan. Itu pasti salah orang. Yang saya tahu dia nengok tantenya yang di Jerman," kata Aming, saat dijumpai di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, kemarin.
Aming memang pernah mendengar berita salah satu pejabat meminta fasilitas saat ke luar negeri. Namun, Aming tidak percaya jika Rachel juga dituding melakukan hal serupa.
"Mungkin ini oknum kali ya. Tapi enggak ada sangkut pautnya sama Rachel. Setahu saya, dia ke sana jalan-jalan liburan anak sekolah sekalian nengok tantenya yang ada di Jerman," ungkap Aming.
Aming pun menegaskan kalau berita tersebut tidak benar. Aming mengaku sempat diajak juga berlibur ke Jerman bersama Rachel. Namun, karena ada beberapa pekerjaan, Aming akhirnya tidak bisa ikut.
"Kayaknya mengarang deh. Mungkin ada oknum pelakunya, tapi bukan Rachel. Soalnya dia sempat ngajak saya juga berlibur sekalian nengok tantenya. Kebetulan saya enggak bisa karena ada kerjaan. Setahu saya memang ke sana, dia ajak anak liburan sekolah," tuturnya.
Bagi Aming, Rachel Maryam sudah seperti keluarganya sendiri. Dia merasa tidak ada perubahan berarti ketika Rachel menjadi anggota DPR.
"Banyak orang yang bilang berubah. Kalau dari saya mah biasa-biasa saja. Kalau buat saya, dia bukan sahabat. Sudah kayak saudara sendiri, keluarga sendiri. Kalau ada apa-apa juga pasti cerita," tutupnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, foto surat permintaan fasilitas oleh anggota Komisi I DPR Rachel Maryam kepada KBRI di Prancis beredar pada Jumat 1 April 2016.
Pada surat berkop DPR itu tercantum agenda perjalanan Rachel selama di Prancis, sejak tiba pada 21 Maret hingga 24 Maret. Surat ditandatangani Rachel Maryam dengan tembusan penghubung Kementerian Luar Negeri dengan DPR RI.
Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad membantah Rachel meminta fasilitas transportasi. Karena buta dengan Perancis, kata Dasco, Rachel pun membuat surat permohonan ke KBRI di Perancis untuk mencarikan transportasi yang bisa digunakan selama ada di sana.
Atas alasan itu, lanjut Dasco, Rachel melampirkan jadwal kegiatannya di Perancis. Dasco pun membantah Rachel memanfaatkan transportasi KBRI untuk kepentingan pribadi.
Sebelum Rachel, juga beredar surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi meminta Konsulat Jenderal RI di Sydney menyediakan fasilitas untuk politikus Partai Hanura Wahyu Dewanto.
Dalam surat tersebut disebutkan, Wahyu akan berkunjung ke Sydney dan Gold Coast, Australia, pada 24 Maret-2 April. Menteri Yuddy membantah mengeluarkan surat tersebut.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id