Pada jumpa pers yang digelar di Graha Mustika Ratu, Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (24/2/2015), Anindya menjelaskan, foto tersebut diambil pada 2013, di sebuah desa di Malang, Jawa Timur.
"Saat itu, saya ikut organisasi President AIESEC Local Committee tahun 2013-2014. Pas kegiatan itu, saya foto ya seperti saya pakai baju biasa. Sekadar menghormati teman saya, yang saya kasih batik. Kita sama-sama pakai. Ada acara menanam pohon dalam organisasi AISEC Undip, dan kita kedatangan teman-teman dari Vietnam. Itulah maksud saya pakai kaos palu arit, untuk menghormati teman-teman saya dari Vietnam yang datang saat itu," papar Anindya.
Diakui dara 23 tahun itu, dirinya sering bertukar kaos dengan peserta dari 130 negara. Dia pun suka memberikan kaos bergambar Pancasila, lambang negara Indonesia, dan bertukar dengan negara lainnya. Sama seperti kaos palu arit yang dia peroleh dari teman asal Vietnam.
"Saya saat itu khusus menghormati teman saya dari Vietnam yang datang untuk melakukan kegiatan menanam pohon di Indonesia," ulangnya menegaskan.
Anindya akhirnya menyadari, kaos tersebut kurang patut dikenakan oleh dirinya. Apalagi setelah terpilih sebagai Puteri Indonesia.
"Saya sadar Indonesia memiliki sejarah yang kurang bagus (terkait paham komunisme yang disimbolkan melalui palu arit)," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News