Dalam memandang persoalan intoleransi yang masih lazim ditemui masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, Glenn menilai ada ketidak tegasan dari pemerintah.
"Indonesia hari ini ya kita dihadapkan dengan realitas yang namanya intoleransi yang terjadi di masyarakat masih sangat kuat. Yang terjadi di Tolikara saya nggak lihat ini masalah masyarakat, justru saya mempertanyakan keseriusan negara dalam menyikapi ini," kata penyanyi yang baru saja merayakan 20 tahun kariernya di dunia musik itu.
"Makin ke sini negara jadi makin gagap menyikapi hal yang demikian. Buat saya ini memang kerja sama kolektif (mencapai toleransi), tapi di lain sisi saya melihat masyarakat kita ini yang punya beban banyak. Seperti kemiskinan, perlambatan ekonomi, justru proteksi itu penting dari semua pihak," lanjut Glenn.
Sebagai seniman, Glenn merasa memiliki keleluasaan untuk menebar semangat toleransi, ketimbang harus berada di dalam lingkar pemerintah seperti yang dilakukan sejumlah artis.
"Enggak kepikiran (terjun ke politik praktis), karena saya enggak mau mempersempit apa yang saya kerjakan. Saya kerja di dunia seni justru jadi jembatan untuk mempertemukan banyak orang yang punya visi yang sama untuk bicara soal Indonesia dan menjadi Indonesia ," ujar Glenn.
Dalam beberapa tahun terakhir, Glenn memang kerap menyerukan toleransi baik di atas panggung atau dalam berbagai diskusi. Hal itu diperkuat dengan karya-karyanya, salah satunya film Cahaya dari Timur: Beta Maluku yang dia produseri.
"Makanya, buat saya kerja di dalam kebudayaan enggak cuma sekedar bikin film dan lagu, tapi bicara lebih besar lagi. Kalau ada teman yang enggak punya visi-misi akan terhempas dengan sendirinya," ujar Glenn.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News