Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyrakat (PPKM) mengharuskan setiap orang kembali beraktivitas di rumah kembali sejak ditetapkan 3 Juli lalu. Selama di rumah, mungkin tanpa disadari kita kembali memproduksi banyak sampah.
Sampah itu bisa dihasilkan dari makanan dan minuman yang kita pesan secara daring. Apalagi bagi mereka yang gemar belanja daring. Pastinya kemasan barang pesanannya akan berujung di tempat sampah.
"Sudah berapa banyak sampah yang masuk semenjak pandemi? Bukan hanya sampah plastik. Pasti ada juga styrofoam, kaleng, dan apapun yang menjadi tumpukan sampah itu," kata Nadine, dalam webinar Media Group News Summit Series bertajuk Indonesia Green Summit 2021 Bergerak Selamatkan Bumi, Selasa, 27 Juli 2021.
Selama di rumah saja, Nadine mengajak setiap orang untuk mulai mempelajari kategori sampah sebelum mulai memilahnya. Kategori sampah yang secara umum diketahui ialah sampah organik, anorganik, dan B3 (bahan berbahaya dan beracun).
Dalam mengurangi sampah plastik, Nadine mengajak setiap orang untuk mulai menolak menggunakan sedotan atau sendok-garpu yang disediakan pihak restoran jika memesan makanan secara daring. Mulai sekarang harus dibiasakan menggunakan peralatan makan yang sudah tersedia di rumah.
"Kita gunakan jempol kita untuk kasih catatan ke pengemudi ojek online (ojol) supaya tidak usah pakai sedotan dan sendok-garpu," kata Nadine.
Cara ini perlu juga diajarkan kepada anak-anak, bahkan pembantu rumah tangga. Sekaligus dijelaskan mengenai dampak buruk sampah plastik bagi lingkungan.
Jika terus konsisten dilakukan, kebiasaan ini bisa membentuk karakter baru. Setiap orang akan bisa memilah jenis sampah yang masuk ke rumah dan juga mengurangi produksi sampah.
"Nanti kalau keluar rumah kita akan memiliki kesadaran sendiri untuk membawa tas (dan peralatan makan). Walaupun (di tempat yang dikunjungi) akan disiapkan, atau kita bisa membelinya, tetap akan menjadi kebanggaan sendiri jika kita bisa membawanya sendiri," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News