"Dengan bantuan dari BOS, aku baru saja mengadopsi salah satu orangutan, namanya Jumbo. Ceritanya, karena kelaparan, Jumbo dan ibunya masuk ke dalam perkebunan kelapa sawit, lalu ibunya dibunuh oleh orang-orang di situ. Lalu Jumbo akhirnya dibawa ke pusat rehabilitasi BOS di Kalimantan Timur," beber Nadine saat ditemui di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Kamis (6/11/2014).
Dari sekian banyak orangutan yang diselamatkan BOS, Nadine akhirnya memilih Jumbo dengan alasan yang paling sesuai dengan masalah yang terjadi.
"Sebenarnya, pilihannya banyak. Yang ini lucu, yang itu lucu, yang ini enggak punya mama. Aku jadi bingung mau pilih yang mana. Semuanya butuh dukungan dan kasih sayang dari aku. Tapi, aku akhirnya pilih Jumbo, karena kondisi dia dan situasi dia kenapa berakhir di sana meng-highlight masalahnya, yaitu kelapa sawit," jelas Nadine.
Adopsi yang dilakukan Nadine adalah adopsi jarak jauh. Jumbo, baru berusia tiga tahun berada di yayasan milik BOS di Kalimantan Timur. Sehingga, masih membutuhkan perawatan khusus dari babysitter yang bekerja di yayasan tersebut. Jika Jumbo sudah berusia tujuh atau delapan tahun, barulah ia bisa dilepas.
"Adopsi jarak jauh ini berarti kita menyiapkan biaya selama setahun, itu untuk biaya perawatan kesehatannya, juga untuk babysitter mereka yang merawat mereka di sana. Nanti, setiap tiga bulan kita dapat kabar tentang mereka. Kalau mereka sakit atau kenapa-kenapa juga nanti dikabarin. Pihak yayasan juga sudah menyediakan forest school..mereka mau ngapain aja, gitu," jelas Nadine.
Meski belum bertemu Jumbo, Nadine sangat berharap bisa mengunjungi Jumbo secara langsung dan memeluknya jika kondisinya memungkinkan. "Sekitar April tahun depan mungkin akan ke sana. Tapi harus bilang juga sama babysitter-nya, bisa enggak aku pegang. Karena kan harus ada tes kesehatan dan segala macam, aku enggak megang asalkan bisa lihat dia dalam kondisi sehat, penuh kasih sayang dari perawatnya dan baik-baik saja juga pasti senang banget," lanjut Nadine.
Nadine pun mengajak siapapun yang ingin mengadopsi orangutan jarak jauh seperti yang ia lakukan saat ini. Caranya, hanya dengan menyiapkan biaya paling mahal satu juta rupiah untuk satu orangutan.
"Biayanya, kalau adopsi sebulan itu Rp100ribu, 6 bulan Rp500ribu, dan untuk satu tahun itu Rp1 juta. Aku sadar kalau misalnya orang datangin kita minta donasi, pasti kita ngerasa kayak dipalak. Tapi, kumpulin uang sedikit-sedikit aja untuk ngebantu ngelakuin hal-hal kayak gini pasti dapat ganti yang lebih besar lagi. Aku akan sangat senang kalau banyak orang-orang yang peduli dengan orangutan bahkan juga mau ikut mengadopsi. Ayo dong..!," ajaknya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News