Pentas yang didukung Bakti Budaya Djarum Foundation itu akan digelar di Ciputra Artpreneur, Lotte Shopping Avenue, mulai 2-5 Maret 2017.
Menurut Nano, demikian panggilan akrabnya selama ini, naskah yang akan ditampilkan sama seperti naskah aslinya, hanya berubah latar peristiwa dari London sekitar abad ke-19 dipindahkan ke Batavia pada abad ke-20 pada masa Hindia-Belanda.
Komposisi musik karya Kurt Weill yang terkenal dalam lakon The Threepenny Opera juga tidak diubah.
"Terlepas dari itu, yang ingin disampaikan bagaimana sebuah kota dikuasai bandit-bandit dan semua berusaha supaya bandit-bandit itu tidak berkuasa. Namun, di akhir, datang penguasa istana (bukan Istana Jakarta) yang malah memberikannya jabatan," paparnya.
Opera Ikan Asin bercerita tentang si Raja Bandit Batavia, Mekhit alias Mat Piso, yang menikahi Poli Picum tanpa seizin ayahnya, Natasasmita Picum, juragan pengemis se-Batavia.
Picum mengancam Kartamarma, Asisten Kepala Polisi Batavia yang juga sahabat Mekhit, bahwa para pengemisnya akan mengacaukan upacara penobatan gubernur jenderal yang baru.
Lebih lanjut, Mekhit pun terpaksa ditangkap. Dia akan digantung tepat saat acara upacara penobatan.
Namun, saat tali menjerat leher, datang surat keputusan gubernur jenderal yang justru memperlihatkan betapa hukum tidak ada artinya masa itu lantaran telah disandera pihak-pihak yang mewakili kepentingan pribadi.
Bahkan, dalam lakon, bukan hanya para petinggi hukum bersahabat dengan para penjahat kakap, sogok-menyogok pun dinilai sebagai sebuah kewajaran.
Ironisnya, akibat penguasa tertinggi memutar balik keputusan pengadilan, masyarakat kemudian malah menjadikan raja bandit sebagai pahlawan.
"Begitulah cermin yang terlihat, lakon ini persis seperti kondisi sekarang, tapi biarkan penonton yang menilai. Yang baik dilakukan, yang tidak baik jangan," tukas Nano.
Bersama istri
Nano tidak sendirian. Dia melibatkan sang istri Ratna Riantiarno yang merupakan pimpinan produksi Teater Koma untuk hajat besar kali ini.
Menurut keduanya, cerita yang akan ditampilkan dalam lakon Opera Ikan Asin mewakili kondisi negara Indonesia saat ini, yaitu hukum semakin tidak jelas membedakan antara yang benar dan yang salah serta cenderung hanya melihat siapa yang paling berkuasa.
"Timing-nya sangat pas. Dengan begitu, penonton jadi bisa bercermin pada kondisi di negaranya seperti apa," tambah Ratna dalam jumpa pers jelang pementasan Opera Ikan Asin di Balai Latihan Kesenian Jakarta, kemarin.
Dijelaskan, Opera Ikan Asin disadur dari lakon The Beggar's Opera karya John Gay dan musik JC Pepusch yang dipentaskan pada 1728 di London dan lakon Die Dreigroschenoper atau The Threepenny Opera karya Bertolt Brecht dengan komposisi musik Kurt Weill yang dipentaskan pertama kali di Theater Am Schiffbauerdam, Berlin, 31 Agustus 1928.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News