Membahas seni rupa, ada beberapa jenisnya jika dilihat dari media yang digunakan. Salah satunya, grafiti dan mural yang memanfaatkan tembok sebagai kanvas.
Salah satu seniman mural, Guntur Wibowo menyebutkan, terdapat perbedaan mendasar antara grafiti dengan seni rupa yang digelutinya, meski memiliki persamaan media. Perbedaan terletak pada alat yang digunakan.
"Kalau grafiti lebih ke cat semprot, kalau mural lebih ke kuas dan cat," kata Guntur, dalam program Idenesia dengan tema 'Seni Visual Jalanan' di Metro TV.
Guntur menyebutkan bahwa mural dan grafiti tidak hanya sebagai hobi. Lebih dari itu, sebagai media untuk menyalurkan ekspresi terkait fenomena yang berkembang di sekitar.
"Jadi, selain menyalurkan hobi, menggambar di jalanan merupakan tantangan dan kepuasan hati menyuarakan suara hati, entah itu protes bisa dilihat dan nikmati oleh semua orang," ucapnya.
Hal serupa disampaikan oleh Art Director Gardu House, Bima Chris. Menurutnya, grafiti dan mural tidak hanya sekadar mencoret dinding.
"Mulai dari 2010 dan 2011. Setelah itu, saya bisa melihat grafiti itu bisa dikatakan sebagai sebuah karya kali ya, tidak hanya sekedar corat-coret," kata Bima.
Meski grafiti dan mural tidak bernilai ekonomis tinggi jika dibandingkan dengan seni rupa lainnya, aktivitas menggambar ini tetap dihargai oleh beberapa pihak. Sebab, banyak seniman terkenal yang mengawali karier dari kegiatan grafiti dan mural.
Saat ini, perkembangan jenis seni rupa ini mengalami perubahan ke arah yang lebih inspiratif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan, grafiti dan mural di Indonesia menjadi bagian dari seni anak bangsa.
Hal itu ditandai dengan adanya aturan di beberapa pemerintah daerah untuk memfasilitasi seni ini. Dengan alasan yang sangat logis yaitu mampu mendorong karya visual jalanan itu lebih baik dan tentu saja indah.
Penasaran bagaimana perkembangan seni visual jalanan Indonesia saat ini? Saksikan episode IDEnesia bertema 'Seni Visual Jalanan' pada Kamis (26/1/2017). Ikuti pula kuis IDEnesia dan Galeri Indonesia Kaya dengan follow twitter @IDEnesiaTwit atau @IndonesiaKaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News