Jumpa pers Biennale Jogja 2021 (Foto: dok. Biennale Jogja)
Jumpa pers Biennale Jogja 2021 (Foto: dok. Biennale Jogja)

Digelar Virtual, Biennale Jogja 2021 Hadirkan Karya Seni Lintas Negara

Elang Riki Yanuar • 04 Oktober 2021 10:00
Jakarta: Biennale Jogja kembali digelar tahun ini. Biennale Jogja XVI Equator #6 coba menghadirkan dan mempertemukan karya seni Indonesia dan Oseania.
 
Meski secara teritori berdekatan, praktik geopolitik membuat Indonesia dan Oseania terasa jauh. Karena itu, Biennale Jogja 2021 coba membaca sejarah Oseania dalam rangka mengenali kembali identitas Indonesia yang dibayangkan sebagai melting pot, titik temu dari berbagai etnis, ras, dan kebudayaan.
 
"Oseania menjadi ruang kontestasi identitas yang menarik komunitas-komunitas yang tinggal bersama, untuk menyaksikan pergeseran sejarah dan kemudian menuliskan ulang sejarah mereka sendiri dalam pusaran politik lokal, (pasca) kolonial dan pergaulan global," kata Direktur Yayasan Biennale Jogja Alia Swastika dalam jumpa pers virtual Biennale Jogja XVI 2021.

Biennale Jogja akan digelar pada 6 Oktober hingga 14 November 2021. Seluruh rangkaian pameran dan program akan diselenggarakan di empat lokasi, yaitu Jogja National Museum (JNM), Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Museum dan Tanah Liat (MDTL), dan Indie Art House.
 
"Menariknya, karya-karya seniman dari India hingga Brazil ini akan disajikan secara virtual melalui permainan minecraft. Hal ini menunjukkan bagaimana kami merespons relasi antara seni, pengetahuan, dan teknologi digital sebagai bagian dari spekulasi sejarah," kata Alia.  
 
Sekitar 34 seniman dan komunitas yang terlibat akan memberikan ruang dedikasi untuk seniman dan tokoh budaya seperti Y.B. Mangunwijaya dan Sriwati Masmundari. Sementara untuk program aktivasi terdapat kurang lebih 70 agenda, seperti Biennale Forum, Program Labuhan, Residensi, dan Resource Room. Selain itu, ada pula Bilik Negara Korea/ASEAN serta Taiwan yang mengundang para seniman dari dua wilayah tersebut.
 
Lantaran kondisi masih pandemi, karya seniman dari berbagai negara bisa juga disaksikan secara virtual. Pameran seni dan sejumlah program bisa disaksikan di laman https://biennalejogja.org/2021/ dan akun media sosial Biennale Jogja.
 
"Jika sebelumnya berbagai program publik dapat melibatkan ratusan pengunjung, sekarang tidak bisa lagi karena kondisi pandemi," ujar Gintani Nur Apresia Swastika, Direktur Biennale Jogja XVI Equator #6 2021.
 
Biennale Jogja XVI coba menaruh perhatian besar pada narasi-narasi mengenai lokalitas dan pengetahuan tempatan, serta dekolonisasi dan desentralisasi. Biennale Jogja XVI bekerjasama dengan empat institusi dan kolektif seni dari Jayapura, Ambon, Kupang, dan Maumere untuk membuat Program Labuhan (Docking Program) sebagai perwujudan dari gagasan desentralisasi yang diusung.  
 
"Karena adanya pandemi, Biennale Jogja 2021 bisa terjadi di 4 kota lain di indonesia Timur. Koordinasi melalui internet. Teman-teman ada koordinir di 4 tempat lain. Dari Jogja hanya memberikan tema besar untuk dicari kesamaannya," kata Ayos Purwoaji yang menjadi kurator Biennale XVI.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan