Musisi legendaris Tony Q Rastafara dikenal peduli akan isu sosial budaya, Medcom.id meminta pandangan dari musisi yang kerap dipanggil "Presiden Reggae Indonesia" itu terkait polemik Kali Item yang ramai belakangan ini.

Tony Q Rastafara (Foto: Medcom.id/Cecylia Rura)
"Soal itu (kali item) memang areanya agak sulit, kita enggak bisa menyalahkan satu pihak karena bagaimanapun semua itu adalah produk dari zaman saat Belanda lepas, ya itu penghuni ibukota," papar Tony kepada Medcom.id di kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu, 1 Agustus 2018.
"Kita tidak bisa menyalahkan gubernur sekarang maupun yang dulu, karena semua - termasuk penduduk setempat - juga harus menyadari sedini mungkin merawat kali di depan rumah sendiri."
"Petugas tidak mungkin setiap hari lewat tapi ada baiknya kita memiliki kepedulian sendiri," sambungnya.
Tidak hanya kali item, belum lama ini beredar foto sebuah jalur baru untuk sepeda justru terhalang tiang papan tanda larangan. Komentar warganet memanas dan lagi-lagi menyorot kinerja pemerintah.
"Sebuah kebijakan sekarang ini agak sedikit banyak yang rancu. Contohnya, setiap departemen bekerjasama tapi tidak sinkron," kata Tony.
Dia mengatakan apa yang terjadi di Jakarta sekarang adalah warisan dari generasi ke generasi, sejak lepas dari zaman penjajahan.
"Kita tidak bisa menyalahkan dari pemerintah atau masyarakat manapun karena gejalanya sudah lama sekali. Bagaimana perkembangan Jayakarta menjadi Jakarta. Sebenarnya kesalahan kita semua. Pemerintah, ya masyakarat juga," kata Tony.
Tidak berpihak, musisi asal Semarang itu menyampaikan pendapat positif atas fenomena dan kebijakan pemerintah.
"Mungkin tujuan mereka baik, tidak salah. Tapi, dengan media sosial (kritik warganet) sekarang saya pikir itu memang tanggung jawab kita bersama. Dengan cara apapun paling tidak kita mmeberikan sokusi bagaimana itu bisa dibangun bersama," sambungnya.
"Kalau pemerintah sendiri yang punya kebijakan (adalah) bagaimana mengedukasi masyarakat," tutupnya.
Kini, Tony Q sedang mempersiapkan sebuah festival musik reggae bernama Bali Reggae Star Festival itu digelar pada 29-30 September 2018 di Pantai Mentasari area Pantai Sanur, Bali. Tidak hanya menyuguhkan musik, tetapi Bali Reggae Star Festival selama ini dikenal sebagai ajang untuk kampanye peduli lingkungan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News