Robi Navicula (Foto: Antara/Fikri Yusuf)
Robi Navicula (Foto: Antara/Fikri Yusuf)

Robi Navicula: Penolakan Terhadap Seseorang karena SARA Itu Tidak Indonesia

Agustinus Shindu Alpito • 13 Desember 2016 19:19
medcom.id, Jakarta: Belakangan, persoalan toleransi sedang ramai diperbincangkan di media sosial dan pemberitaan. Toleransi bukan hal baru bagi Indonesia, tetapi persoalan intoleransi yang semakin menjadi-jadi memicu pihak yang pro Ke-Bhineka-an.
 
Bagi seorang Gede Robi Supriyanto, vokalis dan gitaris Navicula, keberagaman adalah DNA dari negara bernama Indonesia.
 
“Kekayaan Indonesia yang perlu dijaga itu keberagaman, secara alam dan Sumber Daya Manusia itu beragam. Kita tidak bisa menyangkal keberagaman, founding fathers kita pun sudah menyadari itu, menyatukan perbedaan untuk sebuah negara. Unity in Diversity,” kata Robi saat dihubungi Metrotvnews.com, Senin (12/12/2016).

Robi yang baru saja menjadi wakil Indonesia di ajang Asia 21 Young Leaders, yang digelar di Seoul, Korea Selatan, pada 8-10 Desember 2016 menganggap keberagaman Indonesia dapat dijadikan national branding.
 
"Keberagaman ini yang seharusnya dibanggakan oleh Indonesia, seharusnya menjadi national branding. Pemaksaan kehendak dari agama mayoritas, politik menunggangi agama, itu semakin membuat citra Indonesia buruk. Kesan yang saya dapat dari teman-teman luar negeri dengan keadaan seperti itu, Indonesia jadi terkesan picik.”
 
Saat dimintai pendapat dengan peristiwa yang saat ini tengah dialami Gubernur DKI Jakarta non-aktif, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Robi merasa tidak ada alasan bagi kita untuk melakukan diskriminasi atas nama perbedaan latar belakang.
 
"Kalau saya lihat, apabila kalau itu gerakan politik mengatasnamakan agama, itu jahat. Itu bertentangan dengan keinginan kita yang mengakui Indonesia beragam.”
 
Ahok kini tengah menjalani proses persidangan yang dengan status tersangka. Dia dituduh melakukan penistaan agama.
 
“Saya lebih berpikir orang baik adalah orang baik, apapun latar belakangnya. Penolakan orang atas nama perbedaan etnis, agama, suku, itu adalah perilaku yang tidak Indonesia. Itu bertentangan spirit Pancasila. Masa kita tidak menerima orang karena agama dan etnisnya," katanya.
 
Bagi Robi, akan lebih adil untuk menilai pemimpin dari caranya menegakan hukum dan Undang-Undang. Bukan melihat latar belakang suku dan agamanya.
 
“Mengukur pemimpin (sebaiknya) dari dia dalam menjalani Undang-Undang, dari etika. Bukan masalah ras dan agamanya. Tidak ada mayoritas dan minoritas bagi hukum. Dia warga negara Indonesia, lepas dari mayoritas dan minoritas, haknya sama,” jelas Robi.
 
Robi tidak hanya aktif menyuarakan isu-isu sosial. Dia juga dikenal sebagai petani yang aktif menyerukan upaya menjaga keseimbangan ekosistem. Lewat Navicula, Robi juga menyuarakan pesan-pesan sosial dan menyorot ketimpangan yang tengah dialami Indonesia.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan