Putri dari Nat King Cole itu membuktikan diri sebagai mampu menjaga trah R&B dan jazz. Buktinya, sembilan piala Grammy dia dapatkan sepanjang karier.
Natalie Cole sudah mendapat Grammy sejak awal kehadirannya ke industri musik. Lewat debut albumnya yang rilis pada 1975, dia mendapat penghargaan Grammy kategori Best New Artist dan Best Female R&B Vocal Performance.
Banyak hal menarik seputar kehidupan Natalie, di luar kiprahnya sebagai musisi. Salah satunya adalah masa muda Natalie yang gemar mengeksplorasi ragam hal, termasuk obat-obatan terlarang.
Pada 1968, Natalie tercatat sebagai mahasiswi jurusan psikologi anak, University of Massachusetts. Dia diketahui hampir meloncat dari asrama karena merasa bisa terbang. Halusinasi itu didapat Natalie akibat efek dari mengonsumsi LSD.
Dari pengalamannya dengan LSD, masa-masa ketergantungan obat-obatan terlarang dalam hidupnya dimulai.

Natalie Cole (Foto:AFP/Valerie Macon)
"Orang sering bertanya mengapa saya menggunakan narkoba. Saya rasa hal seperti ini akan terjadi, puncak dari memiliki masalah-masalah yang tak terselesaikan. Kematian ayah saya adalah permulaannya. Saya menyadari setelah bertahun-tahun saya masuh berduka. Sebagai anaknya, saya masih berjalan dalam bayang-bayangnya (nama besar Nat King Cole)," kata Natalie dalam otobiografinya.
"Pada akhir 1960-an, semua orang menggunakan narkoba. Tetapi tidak semua kecanduan," kata Natalie yang tumbuh seiring "flower generation."
Pola konsumsi Natalie terhadap narkoba meningkat, sehingga dia harus menjalani rehabilitasi secara intensif.
"Saya sering hampir mati karena heroin," kata Natalie.
Pada 1982, Natalie masuk rehabilitasi selama 30 hari. Pada awalnya, Natalie masih belum bisa lepas sepenuhnya dari narkoba.

(Foto:AFP/Kevork Djansezian)
Beberapa waktu kemudian, Natalie akhirnya berhenti mengonsumsi narkoba. Tetapi dia memiliki perjuangan lain, yaitu melawan berbagai penyakit yang menggerogoti tubuhnya.
Pada 2008, Natalie didiagnosa menderita hepatitis C. Hal itu berujung pada transplantasi ginjal yang dijalaninya pada 2009.
Masalah kesehatan dan usia yang kian renta tidak membuat Natalie berhenti bermusik. Dia merilis dua album pasca-transplantasi ginjal, yaitu The Most Wonderful Time of the Year (2010) dan Natalie Cole en Espanol (2013). Pada 2014, Natalie tampil di Indonesia dalam ajang Java Jazz Festival.
Pada penghujung 2015, kesehatan Natalie menurun. Dia membatalkan sejumlah jadwal di bulan Desember. Natalie akhirnya tutup usia pada 31 Desember 2015, akibat gagal jantung.
Natalie meninggal dalam usia 65 tahun. Salah satu pelajaran yang dia berikan adalah konsistensinya sebagai seorang musisi. Lebih dari selusin album dia hasilkan. Termasuk lagu berbahasa Spanyol. Selain perjuangannya berhenti dari ketergantungan narkoba, Natalie mampu menjaga titahnya sebagai musisi R&B yang baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News