Rachel Maryam,aktris yang kini terjun ke dunia politik praktis dengan bergabung dalam Partai Gerindra, adalah salah satu seleb yang gencar menyuarakan dukungan pengesahan mekanisme pemilihan kepala daerah melalui DPRD.
Berseberangan dengan Rachel adalah Joko Anwar. Sutradara yang kerap membagikan pandangan politik di media sosial ini kontra terhadap pandangan Koalisi Merah Putih.
Memanfaatkan media sosial Twitter, keduanya melakukan perdebatan mengenai pemahaman soal demokrasi terpimpin dan demokrasi Pancasila.
"Apakah @cumarachel akan keluar juga dari Gerindra dan kembali jadi Rachel yang kami sayangi dulu?" kicau Joko dengan me-mention langsung akun Rachel @cumarachel, Kamis (11/9/2014).
Sebelum memulai perdebatan, Joko menegaskan bahwa tujuannya bukan untuk 'berperang' di Twitter. "Enggak twitwar. Saya sama @cumarachel cuma berdialog kok. Dari teman ke teman dengan ringan tanpa victim mentality :)," tegas Joko.
Menanggapi ucapan Joko, Rachel mengatakan, dirinya tidak mempersoalkan perbedaan pandangan politik dengan sutradara film 'Modus Anomali' itu.
"Saya tidak akan membenci teman-teman saya hanya karena pandangan politiknya berbeda. Saya menolak ego politik yang memaksakan dan merusak kebersamaan," cuit Rachel.
Sy tdk akan membenci teman2 sy hny krn pandangan politiknya yg berbeda.Sy menolak ego politik yg memaksakan&merusak kebersamaan. @jokoanwar
— rachel maryam (@cumarachel) 10 September 2014
Perbedaan mendasar antara pandangan kedua selebritis ini adalah, Joko menganggap esensi demokrasi terletak pada kekuasaan rakyat untuk menentukan nasibnya melalui pemilihan umum secara langsung. Sementara, Rachel menganggap pemilihan umum yang diwakilkan DPRD adalah produk demokrasi juga.
Yang menarik adalah ketika Rachel dan Joko sama-sama melampirkan pemahaman mengenai demokrasi dengan menggunakan teori-teori dari tokoh politik dunia. Joko melampirkan penjelasan definisi Demokrasi Terpimpin dengan maksud meluruskan pemahaman Rachel yang bersikukuh bahwa demokrasi yang dianut di Indonesia berpangkal pada musyawarah dan keterwakilan.
"Demokrasi termpimpin disebut juga demokrasi terkelola, sebuah istilah untuk pemerintahan demokrasi dengan peningkatan otokrasi. Pemerintah dilegitimasi oleh pemilihan umum yang walaupun bebas dan adil, digunakan oleh pemerintah secara substantif untuk melanjutkan kebijakan, motivasi dan tujuan yang sama," jelas Joko dalam lampiran yang ditujukan untuk Rachel.
Bukan juga, Hel. Baca ni “@cumarachel asas yg dipakai sama dg demokrasi pancasila. Musyawarah mufakat keterwakilan” pic.twitter.com/SfiDdwvgrf
— Joko Anwar (@jokoanwar) 10 September 2014
Rachel yang memajang foto Prabowo Subianto pada laman akun Twitter-nya serta tulisan "I Stand for Truth" pada foto profilnya juga tidak lepas dari sorotan Joko.
"Dengan 'truth' yang dicekokin bos-bosnya yang gila kuasa, kader-kadernya yang berkepala kosong suaranya sama: mbeeeekk...," cuit Joko.
Dengan ‘truth’ yang dicekokin bos-bosnya yg gila kuasa, kader-kadernya yg berkepala kosong suaranya sama: mbeeeekkk… #fiksikancut
— Joko Anwar (@jokoanwar) 11 September 2014
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News