Ia wafat pada usia 77 tahun, di RS Bali Mandara pukul 03.55 Wita. Informasi ini dikabarkan oleh penyair Wayan Jengki Sunarta.
"Saya di sini dari kemarin siang. Sekarang masih menunggu kedatangan keluarganya. Indonesia kembali kehilangan putra terbaiknya di bidang sastra," tuturnya.
Para sastrawan lainnya juga turut berbelasungkawa atas kepergian Umbu Landu. Sosok Mahaguru melekat pada nama Umbu Landu Paranggi, meninggalkan kenangan indah bagi sejumlah sastrawan.
"Sahabat kita, bung Umbu, berpulang. Guru batin kami pamitan dinihari tadi," tulis penyair Warih Wisatsana di Facebook miliknya.
"Selamat jalan Umbu Landu Paranggi. Presiden Malioboro sekaligus guru dari para guru penyair Tanah Air," ungkap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melalui Twitternya.
Umbu Landu mengalami kondisi kesehatan yang memburuk sehingga harus dilarikan ke rumah sakit sejak Sabtu, 3 April 2021. Dalam hal ini, untuk mendapatkan perawatan intensif.
Terkait karyanya, pria kelahiran tahun 1943 ini terjun di dunia sastra sejak tahun 1960-an, saat ia duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Ia lama tinggal di Yogyakarta. Kemampuannya dalam bidang sastra pun dibagikannya ke sejumlah murid, hingga dijuluki sebagai Presiden Malioboro.
Penyair puisi "Percakapan Selat ini" ini juga meraih penghargaan dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI). Umbu yang dikenal sebagai sastrawan asal Bali diganjar penghargaan sebagai Seniman Modern.
Umbu Landu Paranggi bersama Iman Rahman Angga Kusumah alias Kimung dan Eddie Marzuki Nalapraya dianggap berkontribusi besar pada dunia seni Indonesia. Sebab, mereka telah berjasa merawat tradisi serta melakukan inovasi.
"Sehingga tercipta jembatan yang menghubungkan masa lalu dan masa kini, demi memupuk dan membangun masa depan dan peradaban bangsa," ujar Ketua Departemen Filsafat FIB UI Riris K Toha Sarumpaet, di Auditorium FIB UI, Depok, Jawa Barat, Kamis, 3 Mei 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News