Mediasi ini dilakukan imbas dari perselisihan antara Depe dengan Pak RT. Sebelumnya, Depe menceritakan bahwa sapi kurbannya ditolak oleh Pak RT, bahkan ia mengaku diperas. Berikut empat poin dari mediasi tersebut.
1. Mediasi berujung buntu
Mediasi antara Depe dengan sang ketua RT 6, Malkan, berlangsung alot dan panas. Keduanya tak mencapai kata damai."RT kok marah-marah? Saya punya niat baik, saya sudah 5 tahun (berkurban) buat warga semua," teriak Depe saat mediasi. Depe pun turun lebih dulu dari lantai dua masjid yang menjadi tempat mediasi.
"Enggak ada solusi, enggak ada titik terang. Orang saya dibentak kok, ya saya ngamuk lah, saya marah. Saya punya niat baik," ujar Depe usai mediasi, sambil menahan tangis.
2. Sapi kurban Depe sudah disembelih dan dibagikan
Sapi kurban dari Depe yang sempat menjadi polemik kini sudah disembelih dan sudah dibagikan kepada warga di lingkungan rumahnya."Sudah dipotong-potongin, sudah siap. Tinggal dibagi-bagi aja," kata Depe usai mediasi kemarin.
3. Pak RT bantah tolak sapi kurban Depe
"Enggak pernah ada penolakan. Karena kita menerima kok, dari jam... sapi ada di kita dari jam 10 (pagi) sampai jam 4 (sore). Itu apa merupakan penolakan? Enggak ada penolakan ya," ujar Malkan.Malkan pun menegaskan bahwa ia sebenarnya telah menerima sapi kurban tersebut. Namun, Depe melalui ART-nya kemudian meminta kembali sapi itu.
"Saya tak pernah tau sapi itu dititipkan atau tidak. Saya menerima itu katanya dari seorang ustad, bilangnya Bu Dewi mau kurban di masjid ini, saya terima. Setelah saya terima jam 10, tiba-tiba jam 1 jam 2 tiba-tiba ART-nya dia mau ambil sapi itu," kata Malkan.
4. Pak RT bantah peras Depe
Sebelumnya, Depe mendapat informasi dari ART-nya bahwa Malkan meminta uang sebesar Rp100 juta kepada Depe jika Depe tetap ingin sapi kurbannya diterima. Malkan pun membantah kabar tersebut."Saya senang saja ketika ART yang jadi sumber informasi dari bu Dewi, telah mengakui bahwa saya tidak pernah meminta uang Rp100 juta sebagai pungli atau sebagai pungutan," kata Malkan.
"Saya cuman bilang gini, 'karena Anda sudah mengganggu, emosi saya, harga diri saya, dibayar Rp100 juta pun saya enggak mau, untuk membantu menaikkan sapi'. Selain karena sapi itu besar, kami bukan ahlinya, kalau sapi itu ngamuk gimana," imbuh Malkan.
(Nicholas Timothy Suteja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News