"Dulu sinetron itu mingguan, mulai kejar tayang itu di 2008. Sampai sekarang sinetron kejar tayang. Konsekuensi memang berat dan kita harus mengakui. Mohon maaf, apalagi ini banyak artis baru, baru terkenal, sudah ketangkep," kata Ramzi usai deklarasi anti narkoba bersama produser dan manajer artis di Polres Jakarta Selatan, Kamis, 22 Februari 2018.
"Dari awal (bermain) sinetron, gue pede (percaya diri) enggak pakai itu (narkoba). Sebagian dari mereka menggunakan itu karena tidak percaya diri. Gue yang penting tidur cukup, makan cukup, minum vitamin juga enggak terlalu banyak. Kebanyakan (minum) vitamin juga enggak baik," lanjut Ramzi.
Menurut Ramzi, selebritas mempunyai tanggung jawab sosial besar karena memiliki banyak penggemar. Apalagi sekarang persebaran informasi lebih cepat karena ada internet dan media sosial. Perilaku negatif selebritas sebagai figur publik juga berdampak negatif bagi penggemar. Karena itu, Ramzi beranggapan selebritas harus punya rasa malu karena menjadi idola.
"Konsekuensi terbesar kita adalah menjadi idola untuk banyak orang di luar sana. Mohon maaf, baru satu dua adegan sudah dibilang artis karena media sosial. Dulu kan kita sampai mencret-mencret (bekerja keras)," ujar Ramzi.
"Buat teman-teman yang sekarang sedang terkena musibah, menjalani proses hukum, ayo bismillah, ini pelajaran berharga. Gue bukan sok gimana, gue tahu itu berat ya, tapi ayolah. Jangan lagi ada teman-teman yang tertangkap. Buat teman-teman lain yang enggak pakai, kita harus kasih apresiasi," imbuhnya.
Sejumlah produser, selebritas, dan manajer artis Jakarta berkumpul di Polres Jakarta Selatan kemarin sore untuk mendeklarasikan perang bersama melawan narkoba. Mereka juga meneken nota kesepahaman (MoU) untuk saling menjaga supaya lingkungan kerja bebas dari narkoba. Deklarasi ini dibuat menyusul maraknya penangkapan sejumlah selebritas pemakai narkoba dalam beberapa pekan terakhir.
Produser dan Selebritas Jakarta Deklarasikan Perang Anti Narkoba
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News