Kotak (Foto: dok. medcom)
Kotak (Foto: dok. medcom)

Kisah Sekolah Tak Terlupakan bagi Personel Kotak

Sunnaholomi Halakrispen • 06 Desember 2020 17:00
Jakarta: Tiada hari ini tanpa masa-masa sekolah. Beragam peristiwa terjadi, baik maupun buruk. Bahkan, ada hal tak terlupakan yang mengantar kita ke kesuksesan saat ini. Inilah yang dialami personel band Kotak.
 
Bagi Chua (bassist), kejadian paling tak terlupakan dialaminya saat SMP (Sekolah Menengah Pertama). Bukan tindakan nakalnya, melainkan peran guru yang melihat kemampuannya bermusik.
 
"Satu cerita aku pas SMP, namanya Bu Rini, beliau yang menjadikan aku Best Bassist saat itu. Karena aku main di acara festival band, itu dia yang mendorong aku untuk main dan menuntun aku," kenangnya di Kantor Medcom.id, Kedoya, Jakarta Barat.

"Sampai sekarang gurunya masih ada. SMP 6 Surabaya, halo Bu Rini," sapanya.
 
Ia pun mengagumi ketertarikan dan referensi musik sang guru yang luar biasa hingga saat ini. Begitu juga dengan Tantri, yang mengingat betul momen-momen berkesan selama di sekolah.
 
"Sekolahku kebetulan sekolah yang support banget di bidang non akademis. Jadi aku dikasih kesempatan untuk mengeksplor hobiku. Sampai segitunya Yuppentek 1 Tangerang. Itu support mereka luar biasa," akunya.
 
Di balik itu, ia pernah beberapa kali dimarahi gurunya. Hal ini karena pernah bolos di kelas suatu mata pelajaran, demi ke kantin. "Tapi itu hanya 1 persen dari sekian cerita," ucapnya sembari tertawa.
 
Sedangkan Cella (gitaris), sekolah di tempat yang jauh dari kata mendukung bidang non akademis. Dewi Fortuna pun memihaknya dengan kehadiran seorang guru yang memberikan perhatian pada kemampuan Cella di bidang musik.
 
"SMA aku itu tidak support sama sekali untuk permusikan. Jadi ada satu guru yang support aku di musik, namanya Pak Wowo. Terima kasih, Pak Wowo," tuturnya.
 
Saat itu, Cella menjadi panitia pensi (pentas seni) di sekolahnya. Namun, para guru tidak menyetujui diadakannya pertunjukan musik. Satu guru memberikan suara berbeda, setuju dengan ide Cella. Pak Wowo menjadi sosok guru yang berarti bagi masa muda Cella.
 
"Hanya satu orang itu saja yang setuju dan akhirnya diselenggarakan. Dari situ semua guru-guru tahu bahwa saya main gitar," kenang Cella.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan