"Jujur karena dulu gue kuliah di luar negeri beberapa teman gue memang jadi korban narkoba dan gue sendiri kalau dikasih atau ditawarin sudah biasa. Sudah jadi hal yang sangat lumrah karena teman-teman gue juga kebanyakan seniman dan musisi yang pakai narkoba," ujar Ardhito kepada Antara di Jakarta, Selasa, 30 Juli 2019.
Dia pula menjelaskan bahwa kebanyakan temannya menggunakan obat terlarang disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri atau memiliki masalah pribadi yang sulit untuk dihadapi.
Ardhito sudah paham konsekuensi yang harus dia hadapi ketika menggunakan narkoba. Karena itu, dia lebih baik menghindarinya.
"Kalau gue nolaknya ya, gue tahu batasan gue dengan dunia yang 'kayak gitu' (narkoba) itu seperti apa, and i think i'm gonna be good without that," pungkasnya.
Ardhito punya cara lain yang bisa diikuti ketika hidup terasa berat. Dia gemar meditasi dan bergabung dengan komunitas-komunitas seperti "Komunitas Senang Bicara dan Kinosaurus".
"Dengan meditasi, gue belajar menerima dan mencintai bahkan menemukan diri sendiri agar bisa percaya diri. Kalau sudah percaya diri dan percaya dengan kehendak Tuhan, itu lo sudah tidak bisa lagi menyentuh yang namanya narkoba dan sebagainya," jelasnya.
Kendati demikian, Ardhito tidak mau banyak menyampuri urusan kerabatnya yang terkena narkoba. Dia percaya bahwa mereka akan menemukan jalannya sendiri.
"Menurut gue suatu saat mereka akan menemukan titik di mana mereka akhirnya menemukan dirinya sendiri, karena yang seperti itu enggak akan bisa diomongin, hanya capek-capekin diri dan jiwa kita. So, let them be, selama kita gak sentuh itu (narkoba) juga," kata Ardhito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News