"Hari ini ada drama karena pada "ngga tau" kalo cuma milih 'Presiden' aja wajib urus surat pindah," tulis Hana.
"Padahal dijanjikan bisa buat anak-anak rantau, kalo surat suaranya lebih, dateng aja di atas jam 12 ceunah.. ribut deh jadinya tadi," lanjutnya.
Penyanyi yang pernah viral meng-kaver lagu Pamungkas berjudul "To The Bone" ini mengunggah keributan antara warga yang tidak bisa memilih dan petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Tempat Pemungutan Suara (TPS) wilayahnya.
"Yaudah, kita yang kurang info berarti.. Seharusnya sih ngga perlu seribet ini ya, toh kalo peraturannya di atas jam 12 baru bisa nyoblos, udah ngga mungkin kita "double vote" gitu loh ibaratnya," tulis Hana sembari menyesal.
|
baca juga: Foto Nicholas Saputra ke TPS Paling Dinanti Netizen |
"Cuman ya udahlah, kecewa aja sama sistemnya.. Perasaan yg diluar negri gampang banget mau nyoblos.. Yang di negara sendiri kok malah dipersulit (emoji tangan mengatup)," tambahnya.
Hana kecewa karena tidak dapat menggunakan hak pilihnya untuk calon pemimpin negara selanjutnya. Ia mengungkapkan hanya bisa menjadi saksi perhitungan surat suara yang terpilih.
"Akhirnya kita jadi saksi aja deh yang bener-bener ngamatin perhitungan dari awal sampe akhir. Gapapa siapapun presidennya ya udah aja. "asal jangan" ..," katanya.
Hana mengungkapkan perjanjian petugas kepada warga yang tidak bisa memilih.
"Yang bikin kecewa tuh sebenernya kita pas awal seolah-olah kaya "dijanjikan. (emoji seorang bapak): "Iya nanti mungkin bisa kalau ada surat suara sisa ya. Tunggu saja jam 12 keatas," kronologi yang ditulis oleh Hana.
"Kenyataannya di jam 12 surat suara masih sisa banyak banget. Pas ditanya mereka ngga ngasih jawaban apa-apa. Langsung beberes pergi gitu aja & bilang "ngga bisa soalnya daftar absennya habis" (emoji wajah dengan gigi lebar)," lanjutnya.
Ia mengatakan Nomor Induk Kependudukan (NIK) miliknya sudah terdaftar melalui pengecekan TPS secara online.
"Padahal seharusnya kalau kita terdaftar NIK nya di online apa itu. Kita punya 1 suara yang valid dimanapun kita memilih ya.. Yang dikhawatirkan adalah surat suara sisa-sisa itu disalahgunakan aja sih. Atau dicoblos oleh oknum yang ngga bertanggungjawab.." sesalnya.
"Well, semoga 5 tahun lagi bisa dibuat lebih fleksibel ya peraturannya.. Atau dibuat online aja mending sekalian kaya ujian nasional (emoji wajah senyum tipis)," tambah Hana.
| baca juga: Maudy Ayunda Ikut Pamer Tinta Nyoblos dan Serukan Keadilan |
Mengakui penyesalannya, Hana berharap calon pemimpin negara selanjutnya bisa membawa Negara Indonesia menjadi lebih baik.
"Semua calon punya track record di masa lalu, entah yang baik maupun buruk.. Doaku hanyalah semoga apapun kelakuan / prestasi yang baik bisa diteruskan untuk membangun negri, dan apapun yang jahat, kejam dan melanggar hukum, jangan pernah dilakukan lagi.." harapnya.
"Sadar semua orang berhak untuk mendapatkan kesempatan kedua, dan bisa berubah.. Tapi kenyataannya? Hanya waktu yang dapat menjawab. Semoga setelah pemilu ini semua tetap aman tentram dan damai ya. Tuhan jaga! (emoji hati putih)," tambahnya.
Selain Hana, sekitar 13 warga wilayahnya turut membagikan momen tidak bisa melakukan pencoblosan.
"Ya udah ambil hikmahnya aja. Dapet banyak temen komplek baru WKWK. Nice to meet you guys!," kata Hana.
(Theresia Vania Somawidjaja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id