Ramon Y Tungka meningkatkan pengawasan kepada anak. Dia bahkan dihinggapi kekhawatiran jika harus meninggalkan putra pertamanya, Ganesa Tashi Tungka, syuting film ke luar kota.
"Ada ketakutan, tapi enggak dipikirin. Positive thinking saja. Waspada iya, tapi jangan terlalu parno. Nanti yang ada pikiran sendiri yang kacau. Yang penting kalau pun jauh, kita bisa mengawasi anak," kata Ramon yang dijumpai di Santika Hotel, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Minggu (11/10/2015).
Ramon tak masalah jika anaknya didekati orang tidak dikenal. Yang penting anak tetap dalam kontrol dan pengawasan.
"Yang penting, kita kasih contoh yang baik kepada anak, keluarga, tetangga, dan seterusnya. Nantinya, energi (baik) bakal tertular," tuturnya.
Kasus kekerasan seksual terhadap bocah sembilan tahun berinisial PNF, menjadi bahan pemberitaan media massa. PNF dibunuh dan jasadnya dimasukkan ke dalam kardus, kemudian dibuang di sebuah gang di Kalideres, Jakarta Barat. Diduga sebelum dibunuh, PNF diperkosa.
Ramon yang mengikuti pemberitaan tersebut, meminta ketegasan aparat dalam menjatuhkan hukuman kepada pelaku.
"Memang harus dihukum semuanya. Kalau saya, mislkan ada keluarga saya yang digitukan, saya pakai hukum rimba. Karena kan pemerintah enggak mengurus, makanya gue yang urus. Mau gue dicap apa, yang penting gue ada ketegasan," kata Ramon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News