Menurut Sophie, komentar 'jahat' dari orang-orang di media sosial jadi pemicu gangguan makan yang dialaminya. (Foto: Dok. Instagram/@sophstunrer)
Menurut Sophie, komentar 'jahat' dari orang-orang di media sosial jadi pemicu gangguan makan yang dialaminya. (Foto: Dok. Instagram/@sophstunrer)

Sophie Turner Ungkap Miliki Terapis Pribadi Demi Atasi Gangguan Makan yang Dialaminya

Yuni Yuli Yanti • 11 Mei 2022 12:03
Jakarta: Gangguan makan adalah satu kondisi gangguan mental yang ditandai dengan perilaku makan yang tidak normal dan disertai dengan gangguan emosi. Dan, kondisi inilah yang pernah dialami aktris Sophie Turner selama bertahun-tahun. 
 
Dalam sebuah wawancara baru untuk majalah Elle, istri dari penyanyi Joe Jonas ini mengatakan bahwa dirinya sakit untuk waktu yang lama sampai-sampai dia menyewa seorang "pendamping" untuk tinggal di rumahnya. Pendamping ini bertugas untuk memastikan agar ia tidak melakukan sesuatu yang tidak sehat dengan kebiasaan makannya, dikutip dari Paper Magazine. 
 
Menurut Sophie, komentar dari orang-orang di media sosial tentang bentuk tubuhnya adalah pemicu dirinya mengalami kecemasan hingga gangguan makan. Terutama ketika dia menerima pesan yang  menyakitkan di Instagram. "Saya seperti, Saya sangat gemuk, saya sangat tidak diinginkan," katanya. 
Namun, temannya dapat mengintervensi dan menghentikan siklus pikiran negatifnya dengan mengingatkan Sophie dengan mengatakan, “Anda tahu, tidak ada yang benar-benar peduli. Saya tahu Anda memikirkan ini, tetapi tidak ada orang lain yang memikirkannya. Kamu tidak begitu penting,” jelas Sophia mengulangi perkataanya temannya tersebut. 
 

 
Wanita berusia 26 tahun itu menambahkan bahwa perkataan temannya tersebut adalah hal terbaik yang bisa dikatakan siapa pun kepadanya. 
 
Meski begitu, media sosial masih memiliki kemampuan untuk membuatnya "sangat cemas". Oleh sebab itu, ia pun sempat 'istrahat' dari media sosial dan menghapus aplikasi tersebut dari ponselnya, sehingga ia merasa "sangat membantu" untuk kesehatan mentalnya.
 
“Sekarang, jika saya harus bermain media sosial itu juga hanya beberapa menit sekali atau dua kali seminggu, bukan berjam-jam setiap hari. Itu membuat perbedaan besar," lanjut Sophie. 
 
Selain itu, dia juga memiliki sesi terapi mingguan dan menghadiri retret untuk mengkalibrasi ulang.
 
“Saya masih memiliki hari-hari ketika saya merasa tertekan atau cemas. Sekarang bisa diatur, saya punya alatnya. Saya tahu apa yang baik untuk saya dan apa yang tidak baik untuk saya. Saya tahu apa yang harus saya lakukan untuk mendapatkan diri saya dengan pikiran yang baik menurut saya," tutup Sophie.