Glenn Fredly (Foto:MI/Panca Syurkani)
Glenn Fredly (Foto:MI/Panca Syurkani)

Glenn Fredly Komentari Kasus Florence Sihombing

Agustinus Shindu Alpito • 09 September 2014 10:57
medcom.id, Jakarta: Dunia maya tidak senyaman yang dibayangkan. Bahkan, pada media sosial yang konon memiliki tingkat privasi tinggi, Path.
 
Florence Sihombing telah merasakan akibat dari mengumbar kata di Path. Dikecam warga dunia maya, dihujat, dimaki, dan berujung di tahanan. Tentu itu tidak ada dalam benak Florence tatkala meluapkan emosi melalui status Path.
 
Kejadian ini lantas mendapat sorotan luas. Bahkan, Gubernur DIY Sri Sultan HB X turun tangan menemui Florence. Untungnya, pemegang trah kekuasaan Yogyakarta itu berbesar hati memaafkan Florence.

Musisi Glenn Fredly yang juga dikenal aktif menyuarakan gagasan dan keluh kesah di media sosial turut angkat bicara terhadap kasus Florence.
 
"Itu (status Florence di Path) sebenarnya kan bahasa sehari-hari, enggak semudah itu (menjadikan dia masuk penjara). Pada akhirnya, ekspresi orang adalah hal yang menurut saya enggak bisa dibatasi. Jadi menurut saya, pemimpin-pemimpin (atau pihak berwajib) kita enggak bisa sewenang-wenang juga (dalam menjerumuskan orang ke penjara)," kata Gleen kepada Metrotvnews.com saat ditemui di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2014).
 
Glenn menilai, butuh sikap bijak dan cerdas bagi pengguna media sosial dalam bertindak. Bentuk "menghajar" habis-habisan orang yang dianggap salah dalam media sosial dianggap sebagai salah satu bentuk ketidaksiapan mental masyarakat Indonesia dalam menyikapi teknologi.
 
"Berapa banyak yang seperti Florence? Bisa-bisa aparat malah mengurus hal seperti itu. Menurut saya, bagaimana menyikapi society, personal kita, terhadap kekuatan memberdayakan media sosial. Menurut saya, (status Florence) itu kebebasan orang berpendapat. Kita boleh berbeda, selama itu menjadi kekuatan. Kemerdekaan saya dibatasi kemerdekaan kamu. Begitu juga sebaliknya," tutup Glenn.
 
Seperti diberitakan, Florence Sihombing, mahasiswi S2 di Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada, menjadi pemberitaan karena memaki Yogyakarta. Semua bermula saat Florence mengantre BBM di salah satu SPBU di Yogyakarta. Melihat panjangnya antrean motor, Florence mengarahkan motornya ke antrean mobil untuk membeli Pertamax. Namun, Florence tak dilayani petugas SPBU dan ditegur aparat keamanan yang berjaga.
 
Florence yang emosi lalu mencurahkan kekesalannya di Path. Dia menulis, "Jogja miskin, tolol, dan tak berbudaya. Teman-teman Jakarta-Bandung jangan mau tinggal di Jogja."
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ROS)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan