Preman, menurut Fandy, menjadi salah satu pemicu ketidaknyamanan di Ibu Kota.
"Di Jakarta banyak japrem (jatah preman). Contoh kecil, kalau kita mau buka kios makanan, tidak perlu ada jatah preman yang harus disetor ke siapa. Kita sebagai penduduk Indonesia, sudah warganya banyak, mata pencaharian bersaing satu sama lain. Begitu kita mencoba buat mata pencaharian baru, sudah dipalakin," keluh Fandy saat ditemui di kawasan Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (19/11/2014).
Kegelisahan Fandy ini berangkat dari apa yang dilihatnya. Pria yang kerap tampil dalam berbagai judul film televisi itu pernah menyaksikan preman yang memalak pedagang kaki lima dengan kedok uang keamanan.
"Saya memang belum pernah buka usaha, cuma ketika saya makan di kedai kaki lima, saya melihat bahwa mereka tuh harus kasih jatah ke preman. Padahal, dia buka usahanya halal," ucap Fandy mengkritisi.
Ke depannya, dengan kepimpinan Ahok, Fandy berharap Jakarta akan menjadi lebih ramah lagi bagi warganya. Impian ini tentu membutuhkan usaha keras. Fandi tidak menutup mata jika ketegasan Ahok masih dibutuhkan untuk mengatur warga Jakarta yang terkadang masih bandel.
"Saya pribadi, santai saja (Ahok jadi gubernur). Tapi, saya suka sih dengan gaya beliau. Dia coba mengubah sesuatu dari akar permasalahan," kata Fandy.
"Harapannya Jakarta itu lebih disiplin, dan (Ahok bisa) membubarkan ormas-ormas (Organisasi Masyarakat) yang tidak berkepentingan. Dengan kedok agama mereka coba membuat sebuah aturan yang enggak layak (logis) menurut saya," tutup Fandy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id