"Jadi aku sempat banget tinggal di rumah kontrakan, petakan yang di rumah petakan-petakan. Jadi waktu itu kalau aku mau ke sekolah, waktu SMA itu aku naik angkot," ucap Enzy di kanal YouTube milik Daniel Mananta.
Sedangkan keluarga teman-teman sekolah Enzy, memiliki finansial yang baik. Enzy pun merasa berkecil hati alias minder karena merasa malu dengan kondisi keuangan keluarganya.
"Teman-teman aku itu anak-anak orang kaya. Itu teman aku dari SMP yang suka gaul. Jadi ada itu momen-momen aku ngerasa malu. Terus di perkampungan itu dikata-katain, 'ih bule kampung'," kenangnya.
Lantaran minder karena terus-menerus di-bully, perempuan berdarah Polandia ini memutuskan tidak mau menunjukkan kemampuannya berbicara bahasa Inggris. Padahal, Enzy lancar berbahasa Inggris.
"Sampai ada momen aku tuh enggak mau ngomong bahasa Inggris sama sekali dulu. Karena aku dari kecil kan ngomong bahasa Inggris terus, jadi aku tuh merasa aku tuh beda sama orang-orang, dari kecil sudah sering dilihatin, dikatain sama orang-orang," ungkapnya.
Enzy kecil terheran dengan kondisi yang harus dialaminya. Tak hanya di-bully secara verbal, namun Enzy juga mengaku pernah di-bully secara fisik.
"Sempat dilempar juga. Aku juga sempat yang marah, aku orang Indonesia kok emang salah ya kalau kayak begini. Terus aku kan naik angkot kayak 'ih kok bule naik angkot sih' jadi aku merasa aku beda," tuturnya.
"Aku punya adik beda banget. Jadi adik aku juga dikatain, 'kok adiknya hitam banget sih,' 'ih kakaknya cantik adiknya kok begini.' Jahat banget omongannya tuh jahat banget," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
