Seperti dikutip dari The Guardian, Lily tidak menyebutkan nama bos itu di buku karena alasan hukum, kendati awalnya dia sangat ingin menuliskan namanya secara eksplisit.
Lily, 33 tahun, bercerita dia dan bos prianya menginap di hotel beda kamar. Suatu malam ketika mereka bergabung ke sebuah pesta, Lily ambruk. Pria ini lantas mengantar Lily ke kamarnya sendiri dan membiarkan dia tidur di sana. Lily mengklaim bahwa paginya, dia terbangun karena merasa ada seorang di samping.
"Aku terbangun jam 5 pagi karena aku bisa merasakan seorang di sebelahku, menekan tubuhnya yang telanjang ke punggung. Aku telanjang juga," tulis Lily.
"Aku beranjak secepat mungkin dan melompat dari tempat tidur, penuh kesiagaan. Aku segera mencari bajuku dan lari dari kamarnya menuju kamarku," lanjutnya.
Atas kekerasan seksual itu, Lily menyalahkan diri sendiri karena sudah ikut minum-minum. Dia frustasi karena tidak bisa melawan atau melaporkan pria tersebut dan tetap bekerja dengannya karena merasa bosnya punya kuasa dan uang lebih besar. Dia takut terkena cap "histeris" atau "perempuan ribet", tetapi di sisi lain merasa malu, marah, dan bingung.
Insiden itu juga tidak dilaporkan karena menurut Lily, ujung-ujungnya dia akan kalah. Dia merasa peristiwa itu belum layak lapor karena si bos tidak memperkosa, tetapi mencoba memperkosa.
Menurut Lily, gerakan #MeToo masih belum mampu mengubah banyak hal setelah hampir satu tahun terangkat. Dia mengklaim bahwa para pelaku industri masih bungkam mengenai masalah kekerasan seksual, yang sebetulnya sangat besar dan melemahkan posisi perempuan terhadap laki-laki.
Belakangan, Lily mendapat tawaran dari radio untuk tampil di sebuah acara. Namun dia menolak tawaran ini karena tidak ingin bertemu dengan pria tadi, yang adalah bos dari manajemen salah satu penampil lain. Setelah menolak, singel terbarunya tidak disiarkan oleh radio ini, tetapi Lily juga tidak bisa menjelaskan kenapa dia tidak menyanggupi tawaran bermain.
Sebagai musisi, pelantun lagu Somewhere Only We Know ini telah merilis empat album solo sejak 2006. Album terbarunya adalah No Shame yang baru saja dirilis pada awal Juni 2018 lalu. No Shame memuat curahan hati Lily tentang krisis identitas dan betapa dia tidak menikmati musik yang telah dia rilis sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News