Ernest mampu mengemas humor seputar ras yang sebelumnya terdengar sensitif menjadi sesuatu yang cair dan menghibur.
Bicara soal tokoh keberagaman, menurut Ernest, ada satu sosok yang berpengaruh terhadap perkembangan pluralisme di Indonesia, yaitu Gus Dur.
Presiden ke-empat Indonesia itu di mata Ernest adalah sosok pemberani yang tidak hanya memikirkan kepentingan golongannya saja.
"Untuk seseorang yang punya visi pluralisme, tidak mudah saat berada di posisi setinggi dia (presiden). Biasanya kalau orang di posisi tinggi, sangat hati-hati ngomong, mencari aman, tetapi dia enggak. Dia blak-blakan. Dia jujur dan (memerjuangkan) apa yang menurutnya baik," kata Ernest saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, Senin (11/1/2016).
Salah satu jasa Gus Dur yang masih diingat Ernest dengan baik ialah mencabut aturan larangan perayaan hari raya Imlek.
"Luar biasa jasanya, padahal kalau tidak mencabut larangan itu, tidak berdampak apa-apa pada dia secara langsung," jelas Ernest.
Pengalaman-pengalaman Ernest yang lahir dengan darah Tionghoa diceritakan kembali dalam film drama komedi Ngenest.
Film yang juga disutradarainya secara langsung itu terbilang sukses secara komersial. Sejak dirilis di bioskop pada 30 Desember 2015, dalam kurun waktu kurang dari dua pekan telah ditonton 550 ribu orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News