Belum lama ini, Irfan baru saja membangun sebuah aviary atau kandang burung dengan ukuran yang besar sehingga memungkinkan burung untuk terbang dan hidup relatif normal. Selain menampung burung, Irfan membiarkan unggas dan hewan lain hidup di aviary itu.
"Ini semacam ruang penelitian atau perpustakaan hidup karena istilahnya bikin ekosistem ada burung, ada unggasnya dan lain-lain. Dan saya menyebutnya sebagai ruang penelitian karena ada beberapa yang di alam tidak terpantau nah kalau di aviary ini karena areanya meski besar namun terbatas, maka bisa kita pantau ada beberapa kegiatan alami yang biasanya kita tidak tahu tapi bisa tertangkap kamera, jadi kita bisa mengetahuinya," kata Irfan Hakim ketika menjadi tamu #BincangBaik bersama Tantri Moerdopo.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Irfan mengakui butuh biaya besar untuk memelihara hewan yang dia miliki. Bahkan, biaya perawatan itu lebih besar dibandingkan uang bulanan untuk sang istri.
"Ya itu nyata, mungkin karena yang saya tanggungjawabkan itu lebih banyak, kurang lebih ya tiga kali lipat uang belanja istri. Ini adalah upaya untuk membuat hewan-hewan ini lebih sejahtera termasuk untuk membayar tujuh penjaga dan perawat hewan, juga sekarang ada satu dokter hewan yang menetap. Ini adalah salah satu bentuk tanggung jawab saya pada hewan yang saya rawat. Dan itu berbiaya tinggi, saya mengiyakan," ucapnya.

Selain biaya perawatan, Irfan juga butuh membayar karyawan yang turut dia pekerjakan mengurus hewan di rumahnya. Meski begitu, Irfan bersyukur sang istri mendukung penuh aktivitasnya merawat banyak hewan.
"Itulah mengapa mempekerjakan perawat hewan untuk mewakilkan mata dan tangan saya. Kita juga harus menyediakan oksigen dan obat-obatan. Untungnya saya punya istri dan keluarga yang sevisi dan semisi, punya tanggungjawab yang sama jadi bahkan kalau ada yang berkembangbiak, istri saya justru senang ketimbang ada hewan yang sakit," jelasnya.
Karena kecintaannya terhadap satwa itulah, Irfan mendukung penuh kampanye BenihBaik bersama dengan Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) dan lembaga konservasi kebun binatang, taman safari, taman satwa, dan taman satwa khusus. Mereka juga mengalami dampak sejak pandemi sehingga membutuhkan banyak biaya untuk memelihara hewan.