Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait sebelumnya mengecam Saipul Jamil yang tanpa malu kembali eksis di televisi setelah bebas dari penjara. Sebagai mantan pelaku kekerasan seksual, Saipul Jamil seharusnya tidak lagi muncul ke publik.
"Di mana-mana pun di dunia, predator seksual itu harusnya sembunyi, tidak menunjukkan diri. Maka di Indonesia itu untuk memantau seperti Saipul Jamil harus dipasang chips. Supaya kita tahu ke mana aja dia pergi, apakah dia akan melakukan kejahatan seksual lagi," kata Arist Merdeka Sirait di Jakarta.
Sikap Komnas PA tegas. Mereka meminta televisi memboikot kehadiran Saipul Jamil di seluruh program. Komnas PA khawatir kemunculan kembali Saipul di televisi bakal memicu rasa trauma korban.
"Apa yang dia lakukan, kekerasan seksual merupakan tindak pidana khusus yang tidak boleh diekspos. Ini seolah-olah dia baru pulang dari laga pertandingan, menang begitu. Itu membuat Komnas Perlindungan Anak sakit dan para pegiat perlindungan anak," ucap Arist.
Komnas PA bukannya ingin menghalangi Saipul Jamil mencari rezeki. Namun, mereka menganggap televisi dan media lainnya bukan tempat yang cocok untuk mantan pelaku kejahatan seksual seperti Saipul Jamil.
"Tolonglah kita semua berempati. Kami di sini bukan menghalangi bapak Saipul Jamil itu mencari nafkah, monggo. Semua orang butuh hidup. Tapi jangan di televisi atau di medsos-medsos yang bisa ditonton oleh ratusan juta orang Indonesia," kata Dewan Pengawas Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Roestin Ellyas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
