Di tengah suasana duka, usai pemakaman, Anto sempat bercerita mengenai firasatnya sebelum sang ayah pergi untuk selamanya.
"Beberapa hari terakhir kemarin saya sudah ada firasat. Terlebih ketika ayah berulang tahun kemarin, tanggal 27 Oktober. Saat itu entah mengapa, saya merasa harus memeluk beliau lama sekali," ujar Anto saat ditemui di TPU Tanah Kusir, Kamis (19/11/2015).
Bagi Anto, sang ayah merupakan orang yang sangat bijaksana. Ia tak permasalahkan melihat Anto tak mengikuti karir ayahnya di bidang akademis dan lebih memilih berkarir di industri musik.
"Bapak kami tuh orang yang sangat bijaksana kepada anaknya. Karena anaknya bukan orang yang akademis, tapi beliau berusaha memahami kita," paparnya.
Selain bijaksana, Anto pun mengingat kembali kenangan dirinya bersama sang ayah yang tak pernah dilupakan seumur hidup. "Yang sampai saat ini tidak bisa saya lupakan, waktu itu dia menjemput saya saat saya sekolah di Belanda. Pernah juga saat saya berada di Paris, ia datang. Yang kita lakukan ya jalan-jalan berdua, menyusuri berbagai kota. saling menikmati," tandasnya.
Kesederhanaan yang dijalani sang ayah membuatnya kagum. Bagi Anto, sang ayah adalah orang hebat yang tak pernah menceritakan ke anak-anaknya apa saja yang dikerjakannya selama ini. "Dan saya tahu sekarang, begitu banyak hal-hal luar biasa yang ia kerjakan," ujarnya.
Almarhum Benny yang lahir di Purwakarta, 27 Oktober 1936, meninggal di Rumah Sakit Bintaro pada Rabu 18 November sekitar pukul 16.00 WIB, karena penyakit diabetes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News