Hal itulah yang dilakukan Anto dan Arto. Arto Biantoro ketika mendirikan Rumah Juang Kris Biantoro. Tempat yang berada di Grha Kris Biantoro, Jalan Bromo Blok K - No. 8 Komplek Bukit Permai, Cibubur, Jakarta Timur ini diresmikan untuk memperkenalkan Kris Biantoro semasa hidup kepada anak-anak muda.
Kris Biantoro semasa hidupnya dikenal sebagai seniman sekaligus pejuang. Pria yang lahir pada 17 Maret 1938 ini kerap tampil di berbagai acara di TVRI sebagai pemain film, bintang iklan, bahkan produser. Idolanya adalah seniman legendaris Bing Slamet. Bing Slamet pula yang buat Kris Biantoro pandai memainkan gitar.
Kris Biantoro adalah seniman empat zaman yang sempat mendirikan Prisindo sebuah lembaga musik kolektif yang memperjuangan hak-hak para musisi dan seniman di dunia musik Indonesia. Kris Biantoro meninggal dunia pada tahun 2013.
"Rumah Juang Kris Biantoro ini bertujuan untuk menghubungkan ekosistem agar menjadi lebih besar. Oleh Karena itu peresmian dibukanya Rumah Juang Kris Biantoro ini sebagai tanda pengenalan bangsa kepada tokoh-tokoh legenda Indonesia lainnya," kata Arto.
baca juga: Kabar Duka, Pelawak Srimulat Eko Londo Meninggal Dunia |
Melalui Rumah Juang ini, Arto berusaha mengingatkan generasi muda tentang kiprah seniman legendaris masa lampau. Sehingga hal itu dapat membangun nilai nasionalisme, karakter kebangsaan dan ekonomi kebudayaan.
"Hal ini juga dilatarbelakangi bahwa banyak tantangan termasuk globalisasi sementara generasi sebelumnya memiliki nilai-nilai yang dapat diturunkan dan dapat diadopsi pada generasi sekarang. Pendeknya, ini adalah inisiatif menggalang tali yang putus, gap yang putus, dengan hadirnya Legend of Indonesia maka tugasnya kembali tersambung," katanya.
Rumah Juang Kris Biantoro diinisiasi oleh Gambaranbrand dan didukung oleh Bintang Sempurna, Online Print, City Neon, dan Komunitas Historia. Sari Yok Koeswoyo, yang merupakan anak Yok Koeswoyo, anggota grup musik Indonesia, Koes Bersaudara dan Koes Plus mengatakan pihaknya telah lama ingin mendirikan museum serupa.
"Sudah 10 atau 15 tahun lalu, tetapi ternyata membuat museum itu tidak mudah. Perlu pendokumentasian yang baik dan ternyata banyak sekali memorabilia Koes Plus yang hilang. Yang membuat bahagia, dari banyak penggemar di daerah, pecinta Koes Plus, jika kami suatu saat ingin mendirikan museum, mereka dengan senang hati akan menyumbangkan koleksi yang mereka punya. Ada yang menyimpan spanduk juga lho," kata Sari.
Keberadaan Rumah Juang Kris Biantoro mendapat apresiasi Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid. Dia berharap sebuah tempat seperti museum untuk mengenang seorang seniman lain juga perlu didirikan.
"Tidak perlu seragam dan diseragamkan, tetap dengan keunikannya masing-masing. Kemudian juga tidak perlu harus semuanya bersama, siapapun yang siap dahulu, silakan maju. Pemerintah tidak hanya berminat tetapi berkewajiban untuk mewujudkan hal ini," kata Hilmar Farid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News